Page 100 - Grafis Islam 05-Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
P. 100
Logo aliran
kebathinan
Perjalanan
Sarasehan
daerah penghayat
kepercayaan.
Sumber foto: Andi
Hartik (Kompas).
sebagai aliran kepercayaan. Menurut berfungsi sebagai penyedia basis data
laporan jumlah kelompok-kelompok ini internal Kementrian Agama dibanding
meningkat menjadi sekitar 360 di Jawa bertindak sebagai badan pengawas,
pada tahun 1953, sedangkan di tahun pembentukan PAKEM menjadi tonggak
1952 hanya ada 29 kelompok. Ini dapat sejarah bagi pengawasan negara lebih
menjelaskan mengapa para Menteri Agama lanjut terhadap keyakinan agama di
selanjutnya (seperti Faqih Usman, Masjkur Indonesia. Bagian ini kemudian menjadi
dan Mohammad Ilyas) memperketat unit otonom tahun 1954, berdasarkan
pengawasan terhadap aliran-aliran ini, dan Keputusan Pemerintah No. 167 / Promosi
menjadikannya prioritas kementrian agama. / 1954 pada saat Ali Sastroamidjojo
menjabat sebagai Perdana Menteri.
Untuk merespons perluasan aliran Menyusul peningkatan PAKEM menjadi
kebatinan, kementrian agama unit otonom di bawah naungan dua
mengeluarkan kebijakan dengan menjalin kantor kementerian (Kementerian
kontak dan memantau gerakan-gerakan Kehakiman dan Kejaksaan Agung)
atau kelompok-kelompok agama dan setahun kemudian, BKKI (Badan BUKU 5 Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
sekte-sekte keagamaan lokal yang bukan Kongres Kebatinan Indonesia) didirikan
bagian dari Islam atau Kristen. Kebijakan pada Kongres Nasional Pertama aliran
tersebut ditujukan agar para anggota aliran kebatinan pada tanggal 19 dan 20
kebatinan menjadi pemeluk agama-agama Desember 1955 di Semarang, Jawa
"resmi" menurut pemerintah. Karena alasan Tengah. Dipimpin oleh seorang politisi
ini, maka, Menteri menetapkan bagian terkemuka dan mantan anggota BPUPKI,
khusus untuk pengawasan keyakinan Mr. Wongsonegoro, BKKI menjadi satu-
yang dikenal dengan nama PAKEM satunya institusi di mana aktivis
(Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat kebatinan dapat melakukan negosiasi 87
Masyarakat). Meskipun bagian ini lebih