Page 19 - Grafis Islam 05-Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
P. 19
Walaupun tujuan SI pada awalnya
tidak bersifat politik, Pemerintah
Kolonial tetap mengawasi kegiatan
SI karena khawatir dimanfaatkan
untuk memperjuangkan nasib rakyat.
Izin pembentukan SI di tingkat
pusat ditolak. Untuk meredam
kecurigaan Pemerintah Kolonial
pada kongres pertama SI di Surabaya
(1913), Tjokroaminoto merasa perlu
menerangkan bahwa SI bukanlah Potret bersama rapat Sarekat Islam di Kaliwungu.
partai politik dan tidak bertujuan melawan Sumber foto: Tropen Museum.
pemerintah.
Dalam kongres SI kedua di Solo, diputuskan dengan ketua kehormatan H. Samanhudi,
bahwa keanggotaan SI hanya terbuka bagi Tjokroaminoto dan Raden Gunawan
rakyat biasa sedangkan pegawai pamong sebagai wakil ketua. Pada 18 Maret 1916,
praja tidak boleh menjadi anggota. Hal itu CSI mendapat pengakuan dari pemerintah
bertujuan agar SI tetap menjadi organisasi Hindia Belanda. Beberapa tokoh SI kelak
rakyat. SI kemudian semakin berkembang. berperan penting dalam pergerakan nasional
Tahun 1914 berdiri 56 cabang. Pada Februari seperti Abdul Muis, Wignjodisastro, dan
1915, pimpinan SI membentuk pengurus Soewardi Soerjaningrat. Ketiga orang ini
pusat yang disebut Central Sarekat merupakan pengurus SI Bandung. Tokoh
Islam (CSI), berkedudukan di Surabaya, penting lain yang bergabung dengan SI ialah
K. H. Agus Salim.
Literasi Nasional Literasi Nasional
6 6
H. O. S. Tjokroaminoto memimpin anggota Sarekat Islam.
Sumber foto: Adegan dari Film Guru Bangsa, Yayasan Keluarga Besar HOS Tjokroaminoto, Pick Lck Production