Page 20 - Grafis Islam 05-Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
P. 20
Potret bersama rapat Sarekat Islam di Kaliwungu.
Sumber foto: Tropen Museum.
Guru bangsa Tjokroaminoto.
Sumber foto: Yayasan Keluarga Besar HOS Tjokroaminoto, Pick Lck Production
Memasuki tahun 1920 SI pecah menjadi Pada 1923, SI menyelenggarakan kongres
dua. Pertama, SI yang berpaham Islam, nasional ketujuh di Madiun. Nama SI pada
dikenal dengan sebutan SI Putih atau waktu itu diubah menjadi Partai Sarekat
golongan kanan. Kelompok ini dipimpin Islam (PSI). Kemudian atas pengaruh dr.
Tjokroaminoto, H. Agus Salim, dan Sukiman yang baru pulang dari Belanda,
Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta. PSI diubah menjadi Partai Sarekat Islam
Kedua, SI yang berpaham Marxisme atau Indonesia (PSII). Dalam perkembangannya
komunisme dengan sebutan SI Merah PSII pecah menjadi dua kelompok yakni
atau golongan kiri. Kelompok ini dipimpin kelompok Sukiman yang menghendaki BUKU 5 Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
Semaun yang berpusat di Semarang. Dalam PSII menekankan pada asas kebangsaan,
kongres keenam (1912), diberlakukannya dan kelompok. Tjokroaminoto yang
tindakan disiplin organisasi yakni larangan menekankan pada asas agama. Kelompok
bagi anggota SI (Putih) merangkap Sukiman mendirikan partai baru yakni
keanggotaan dalam SI Merah. Dengan Partai Islam Indonesia (PARII). Pada
demikian kelompok Semaun tersingkir 1940, PSII pecah lagi dengan adanya PSII
dari SI. Pada 1923, kelompok Semaun Kartosuwiryo.
secara resmi diakui sebagai cabang Partai
Komunis Indonesia dengan nama Sarikat 7
Rakyat.
H. O. S. Tjokroaminoto memimpin anggota Sarekat Islam.
Sumber foto: Adegan dari Film Guru Bangsa, Yayasan Keluarga Besar HOS Tjokroaminoto, Pick Lck Production