Page 61 - NEW DRAFT E-MODUL_Neat
P. 61
EKOSISTEM LAHAN BASAH E-MODUL
Baca dan pahamilah wacana berikut!
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terutama pada lahan gambut sering dialami Indonesia.
Sepuluh tahun terakhir, Indonesia menempati urutan ketiga dunia dalam hal pencemaran udara
akibat pembakaran hutan, di mana sebelumnya menempati urutan ke-25. Karhutla tahun 1997
merupakan yang terparah sepanjang sejarah Indonesia. Sementara itu, karhutla tahun 2015 yang
juga cukup parah menunjukkan bahwa Indonesia telah abai terhadap permasalahan ini. Adanya
anomali iklim EL Nino yang dibarengi dengan pengeringan lahan gambut dan pembakaran sengaja
oleh manusia untuk membuka lahan memicu terjadinya karhutla yang masif. Rekomendasi solusi
permasalahan ini adalah menegakkan dan mempertegas peraturan, konservasi berbasis
masyarakat, dan melakukan restorasi gambut. Ketiga solusi tersebut telah mengakomodir 3
elemen penting, yaitu pemerintah, masyarakat, dan korporat (Nurkholis et al., 2018).
Deforestasi dan pengeringan lahan gambut ternyata meningkatkan kemudahan terjadinya
kebakaran (Turetsky et al., 2014; Wooster et al., 2018). Kegiatan pembalakan yang tidak
berkelanjutan, drainase, konversi ke pertanian telah menyebabkan terjadinya degradasi lahan
gambut (M. A. Cochrane et al., 2018). Faktor-faktor lainnya yang menyebabkan terjadinya
peningkatan kebakaran hutan dan hutan rawa di Indonesia adalah harga kayu bulat, harga ekspor
CPO, el nino, anggaran Kementerian Kehutanan, krisis ekonomi, jumlah hotspot. Jumlah hotspot
menjadi penentu utama peningkatan kebakaran hutan di wilayah Indonesia (Cahyono et al.,
2015). Kebakaran gambut yang nyata adalah menyebabkan terjadinya degradasi lahan gambut.
Degradasi lahan gambut dapat berupa hilangnya vegetasi alami dan rusaknya fungsi hidrologis
(Novryandi, 2018).
Pengembangan lahan gambut yang luas sebagai perkebunan kayu dan perkebunan kelapa
sawit telah menyebabkan ancaman serius bagi ekosistem hutan rawa gambut yang tersisa.
Kebakaran hutan dan lahan terjadi setiap tahun, terutama di musim kemarau, dan sisa hutan
rawa gambut menjadi sasaran kegiatan penebangan liar dan gangguan alam. Penduduk desa
terus mengubah hutan rawa gambut alami yang tersisa menjadi kebun karet hutan dan
perkebunan kelapa sawit (Gunawan et al., 2016).
Setelah memahami wacana diatas, Lakukanlah;
1. Analisis terhadap karakteristik, kebijakan dan pengelolaan lahan gambut
2. Sintesis proses pembentukan gambut
3. Mengenal dan memecahkan masalah kebakaran lahan gambut
4. Simpulkan kaitan antara karakteristik, kebijakan dan pengelolaan lahan gambut dengan
peristiwa kebakaran lahan gambut.
Tuliskanlah bagaimana sikap saudara terhadap peristiwa kebakaran lahan gambut tersebut dalam
bentuk laporan hasil analisis. Kisi-kisi laporan sebagai berikut;
61