Page 108 - Grafis Islam 03-Kiaiku, Guruku, Jaringan Ulama
P. 108
Sekolah Muhammad Rasyad yang mengajarkan menulis
Diniyah Putri . dan membaca Latin dan Arab. Dalam ilmu agama,
Rahmah belajar dari ulama-ulama yang terkenal
di Minangkabau. Selain belajar ilmu-ilmu tentang
Islam, Rahmah mempelajari berbagai keterampilan
dalam memasak, menenun, dan menjahit, serta
belajar tentang ilmu kebidanan. Tekad yang kuat
dalam hati nurani Rahmah agar perempuan juga
memiliki hak belajar berbagai bidang, baik agama,
keterampilan, maupun bidang lainnya tanpa
meninggalkan kodratnya sebagai perempuan.
Penguasaan dalam ilmu agama, keterampilan dan
kesehatan, kemudian mendorong Rahmah untuk
mendirikan sekolah agama Islam perempuan
pertama di Indonesia, Madrasah Diniyah Li al-Banat
yang dikenal sebagai sekolah Diniyah Puteri pada
1 November 1923 di Padangpanjang. Di sekolah
ini cara belajarnya dengan sistem halaqah, yaitu
murid duduk di lantai mengelilingi gurunya. Cara
belajar ini berubah setelah dua tahun kemudian
karena Diniyah Puteri memiliki gedung sekolah. BUKU 3 Kiaiku, Guruku, Jaringan Ulama
Murid sekolah Diniyah Puteri semakin tahun
semakin banyak, kebutuhan tenaga pengajar
meningkat, hal ini yang kemudian mendorong
Rahmah untuk mendirikan sekolah Kulliyyatul
Mualimat el Islamiyyah (KMI) pada 1 Februari 1937
sebagai sekolah guru untuk putri dengan memiliki
lama pendidikan tiga tahun. Perjuangan Rahmah
untuk pendidikan kaum perempuan tidak pernah 95
berhenti, terutama dalam ilmu fikih, terkait dengan
masalah perempuan muslim, serta mengubah
tradisi pendidikan surau dengan pendidikan yang
lebih mengutamakan pemberdayaan perempuan.