Page 90 - E-MODUL HORTIKULTURA
P. 90

sedangkan pada metode aliran terdiri dari NFT (Nutrien Film Technique) dan DFT

                 (Deep  Flow  Technique),  keduanya  dengan  perendaman  akar  pada  larutan  nutrisi.

                 Kedalaman perendaman akar 1-3 cm untuk NFT dan 5-10 cm untuk DFT.

                        Dalam kultur air ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas

                 air,  pH,  dan  unsur-unsur  hara  yang  diperlukan  tanaman  harus  lengkap.  Dalam

                 sistem NFT dan DFT tanaman hidup pada suatu rangkaian sistem aliran larutan

                 nutrisi  secara  terus  menerus,  dalam  larutan  tersebut  mengandung  unsur-unsur

                 hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Larutan nutrisi tersebut diletakkan dalam bak-

                 bak pembagi yang kemudian secara otomatis dialirkan kemasing-masing tanaman.

                 Sisa-sisa  hara  yang  tidak  terserap  akan  dialihkan  kembali  kedalam  bak-bak

                 penampungan  dan  dialihkan  lagi  kedalam  bak-bak  pembagi.  Dengan  demikian

                 model ini dapat menghemat jumlah hara yang diberikan juga hara-hara yang belum

                 diserap  oleh  tanaman  tidak  terbuang  sia-sia,  serta  dengan  sistem  ini  mampu

                 meningkatkan hasil ± 25 %.



                 2.  Kultur media yang terdiri dari media inorganik dan media organic
                        Media yang digunakan dalam budidaya tanaman secara hidroponik dapat


                 bermacam-macam, misalnya pasir, spon, sabut kelapa dan lain-lain yang terpenting
                 mampu  menopang  atau  dapat  berfungsi  sebagai  pegangan  bagi  akar  tanaman

                 tersebut  bisa  tetap  tegak.  Cara  pemberian  nutrisi  dapat  dilakukan  dengan

                 penyiraman pada media dan frekuensi dan kuantitas penyiramannya tergantung

                 pada jenis dan porositas media yang digunakan.

                        Pemberian nutrisi dengan cara mneteskan perlahan-lahan ke medium (irigasi

                 tetes) lebih baik dibandingkan dengan cara penyiraman. Irigasi tetes memberikan

                 air pada medium dekat tanaman dengan debit yang kecil yaitu antara 2-20 ml/jam.

                 Air dipergunakan dengan sistem tertutup, ini hanya membasahi sebagian volume

                 medium  pada  daerah  perakaran.  Daerah  yang  dibasahi  oleh  emitter  bergantung

                 kepada besar aliran, jenis tanah, kelembaban medium dan permiabilitas medium.

                 Selain  itu  dalam  sistem  irigasi  tetes,  air  yang  telah  bercampur  pupuk  tidak






                                                           89
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95