Page 46 - Modul 6 Cerita Masyarakat Indonesia di Zaman Kolonialisme
P. 46
Faktor penyebab perlawanan
tersebut adalah adanya perintah
melakukan seikerei (penghormatan
kepada Kaisar Jepang dengan cara
membungkuk kea rah matahari
terbit). Melalui serangan pada 24
Gambar 6.16 Rakyat dipaksa melakukan
Februari 1944, perlawanan K.H. Seikerei terhadap Kaisar Jepang
Zaenal Mustafa berhasil Sumber : Buku PR IIPS Kelas VIII, 2020
dipatahkan dan ditangkap Jepang yang akhirnya dijatuhi hukuman mati.
(Irim Rismi.H & Sri Pujiani,2020:81)
3) Perlawanan Rakyat Indramayu,Jawa Barat
Perlawanan dipimpin oleh H. Madrian
Salah satu kebijakan Jepang di Indonesia adalah menetapkan pajak
hasil bumi yang sangat tinggi. petani dipaksa memberikan 80% hasil
panennya untuk kebutuhan perang. Kebijakan tersebut mengakibatkan
banyak masyarakat mengalami kelaparan karena petani kekurangan bahan
makanan. Petani merasa sangat dirugikan oleh kebijakan Jepang tersebut.
Oleh karena itu, petani mulai melakukan perlawanan terhadap
pemerintahan Jepang.
Salah satu bentuk perlawanan kaum petani terjadi pada Juli 1944 di
wilayah Lohbener dan Sindang, Indramayu, Jawa Barat. Pada awalnya
sasaran perlawanan petani adalah penguasa desa yang dianggap kaki
tangan Jepang. Untuk mengatasi perlawanan tersebut, Jepang
memanfaatkan ulama untuk mengatasi perlawanan tersebut. Akan tetapi,
perlawanan tersebut tidak dapat dihentikan para ulama. Akhirnya,
pasukan Jepang turun tangan untuk mengatasi perlawanan tersebut. (Irim
Rismi.H & Sri Pujiani,2020:81)
4) Perlawanan Peta di Blitar
Perlawanan dipimpin oleh Shodanco Supriyadi
Perlawanan yang dilakukan oleh tentara Peta merupakan
perlawanan paling besar terhadap pendudukan Jepang. Pada 14 Februari
1945 Shodancho Supriyadi memimpin perlawanan Peta di Blitar. Faktor
penyebab perlawanan ini adalah kekecewaan anggota Peta terhadap
Jepang. Kekecewaan tersebut muncul akibat kekejaman Jepang yang
menimbulkan penderitaan rakyat, terutama yang dijadikan romusa oleh
Jepang.
38