Page 13 - E- BOOK SIFAT KOLIGATIF LARUTAN juniarti
P. 13
13
Dimana :
P = Tekanan uap larutan (atm)
° = Tekanan uap jenuh pelarut murni (atm)
∆ = Penurunan Tekanan uap (atm)
Xp = fraksi mol pelarut
Xt = fraksi mol terlarut
Terjadinya penurunan tekanan uap larutan disebabkan oleh adanya zat terlarut.
Untuk menentukan seberapa besar pengaruh jumlah partikel zat terlarut terhadap
penurunan tekanan uap dapat dituliskan
∆ = ° −
Karena X1 = 1-X2 untuk larutan yang terdiri atas dua komponen, maka hukum
Raoult dapat ditulis:
P larutan = X pelarut . P pelarut
Jadi, perubahan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi mol zat
terlarut.Tanda negatif menyiratkan penurunan tekanan uap.Tekanan uap selalu lebih
rendah diatas larutan encer dibandingkan diatas pelarut murninya.
Contoh Soal 1:
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan
o
dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20 C adalah 18 mmHg.
Jawab:
mol glukosa = 45/180 = 0.25 mol
mol air = 90/18 = 5 mol
fraksi mol glukosa (Xt) = 0.25/(0.25 + 5) = 0.048
Penurunan tekanan uap jenuh air:
o
P = P . Xt = 18 x 0.048 = 0.864 mmHg
Contoh Soal 2:
o
Pada 25 C tekanan uap air murni adalah 23,76 mmHg dan tekanan uap larutan urea
adalah 22,98 mmHg. Perkirakan molalitas larutan tersebut!
Penyelesaian:
∆ = −
0
= 23,76 mmHg – 22,98 mmHg
= 0,78 mmHg
| SIFAT KOLIGATIF LARUTAN