Page 39 - E-Modul Kebijakan Cultuurstelsel Belanda di Karesidenan Madiun
P. 39
39
B. Dampak Sosial Pelaksanaan Cultuurstelsel di
Karesidenan Madiun
Perubahan sosial yang terjadi di wilayah
Karesidenan Madiun, tidak lain sebagai bentuk reaksi
rakyat untuk menentang kekuasaan kolonial. Berbagai
otoritas yang dikeluarkan Belanda untuk mengeksploitasi
sistem pajak menyebabkan munculnya kriminalitas dan
perlawanan dari rakyat pribumi. Berdasarkan laporan
Residen Francis, pada tahun 1832 terjadi 101 kasus
kriminalitas, dari jumlah tersebut 50 orang berhasil ditahan
oleh kepolisian. Selanjutnya, pada tahun 1840 terjadi 51
kasus kriminalitas, dari jumlah tersebut 13 orang berhasil
ditahan oleh kepolisian. Menurut Residen Francis, jenis
kriminalitas yang banyak terjadi di wilayah Madiun adalah
pencurian dan pembegalan. Pembegalan banyak dilakukan
oleh sekelompok orang yang melakukan kejahatan dengan
membawa kampak, sehingga disebut kampakpartijen atau
ketjoepartijen (gerombolan kampak atau gerombolan kecu).
Tak hanya itu, kejahatan lain yang sering terjadi di wilayah
Madiun adalah pencurian, pembakaran perkebunan tebu,
dan pengedaran uang palsu. Kasus pencurian merupakan
kejahatan yang sering terjadi di wilayah Madiun dengan 160
kasus pencurian ternak tercatat pada tahun 1886. Selain
kasus pencurian, kejahatan yang sering terjadi di wilayah
Madiun adalah pembakaran perkebunan tebu. Berdasarkan