Page 44 - E-Modul Kebijakan Cultuurstelsel Belanda di Karesidenan Madiun
P. 44
44
Kemudian tahun 1850-an mulai
berkembang paham Liberalisme di
Negara Belanda. Paham tersebut juga
berkembang di Hinda Belanda seiring
munculnya kritikan-kritikan yang
dilakukan oleh golongan Liberalis dan
Humaniter. Berbagai kritikan terhadap kebijakan
Cultuurstelsel dilakukan oleh golongan Liberalis yang tidak
memiliki kedudukan politik namun ingin menanamkan
modalnya di Indonesia. Tidak hanya itu, golongan Liberalis
juga menuntut hal lain. Pertama, usaha dan modal swasta
mempunyai peluang di Indonesia. Kedua, melindungi hak
milik petani atas tanah mereka dan hanya memperbolehkan
orang-orang asing untuk menyewa (Undang-Undang
Agraria 1870). Ketiga, penetrasi ekonomi uang khususnya di
daerah Jawa sebagai akibat dari adanya politik pintu terbuka
bagi modal swasta/asing. Keempat, meluasnya tanaman
perdagangan dan import barang-barang industri dari
Belanda (Salindri,2009:138).
Pada tahun 1870, Undang-Undang Agraria mulai
diberlakukan di Indonesia. Hal tersebut mendorong
tumbuhnya modal-modal pertanian dan perkebunan
swasta. Namun penyewaan tanah dan penanaman modal
asing akibat UUA 1870 tersebut juga menimbulkan
berbagai permasalahan yang kompleks. Sehingga