Page 227 - AJARI HATIKU | AGAR BERSYUKUR & DAMAI | DIYANA TAHIR | EHATI
P. 227

Terus sang murid itu mengeluh pada gurunya; “Mengapa guru tidak

         bagitahu yang perigi ini kosong, mengapa saya harus terus


         menimbanya?”





         Sang guru bertanya: “Berapa kali kamu sudah menimba?”




         “Sudah banyak kali guru… dan habis semua tenaga dan emosi saya


         terganggu” jawab sang murid





         “Bila sudah tahu kosong, mengapa kamu terus menimbanya?

         Mengapa terganggu emosi sehingga menutup kesedaranmu?”





         “PLAK!” kepala sang murid muda itu dipukul lembut dengan tongkat.




         “Kamu lihat di tepi perigi tu, di sana ada paip air, dan kau hanya perlu


         buka paipnya dan airnya pun mengalir. Aku menyuruh kamu

         mengambil air di dekat perigi, bukan menimba perigi!”





         Seketika wajah sang murid muda itu pucat lesi… Ia sudah

         mensia-siakan energi dan emosinya hanya kerana tidak ada usaha


         untuk membuka ‘kesedaran’nya.






















                                                          210
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232