Page 350 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 350

Pengayaan Materi Sejarah


                      Haluan  Negara  (GBHN)  dan  tidak  mungkin  didampingi  oleh
                      manifesto  lain,  apalagi  kalau  manifesto  itu  menunjukkan  sikap
                      ragu-ragu  terhadap  revolusi  dan  memberikan  kesan  berdiri
                      disampingnya,  maka  segala  usaha  kita  dilapangan  kebudayaan
                      harus dijalankan.”
                Diatas  revolusi  menurut  petunjuk  manipol  Presiden  Sukarno
                “meragukan”  kepercayaan  mereka  (pendukung  manifest)  terhadap
                revolusi dan bertentangan dengan manipol.
                Tokoh  senior  manifest  kebudayaan,  pada  11  mei  1964,  menanggapi
                larangan Presiden tersebut dengan pernyataan:
                “Berhubungan      dengan      larangan    PYM      Presiden/Panglima
                Tertinggi/Pemimpin  Besar  Revolusi  Bung  Karno  terhadap  manifes
                Kebudayaan,  yang  tersebut  demi  keutuhan  dan  kelurusan  jalannya
                revolusi,  dan  demi  kesempurnaan  ketahanan  bangsa,  maka  kami  para
                pendukung  manifest  kebudayaan  di  Jakarta  menganjurkan  kepada
                saudara-saudara  agar  mematuhi  dan  memenuhi  maksud  daripada
                larangan tersebut. Dengan demikian kita tetap setia di bawah pimpinan
                dan bimbingan Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno untuk kepentingan
                nasional kita.

                Pernyataan  dibuat  oleh  ketiga  tokoh  manifest  kebudayaan  tersebut
                untuk mencegah jatuhnya korban dari agitasi dan propaganda seniman
                budayawan komunis serta Partai Komunis Indonesia. Dengan suksesnya
                “menghancurkan  “  kelompok  manifes,  pada  27  Agustus  sampai  2
                September  1964.  Lekra  menyelenggarakan  Konferesni  Nasional  Sastra
                dan  Seni  Revolusioner  (KSSR).  Pembukaan  KSSR  dibuka  oleh  Presiden
                Sukarno.




                                                                 Saleh As'ad Djamhari













                338
   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354   355