Page 345 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 345
Pergerakan Kekuatan Militer Indonesia
Meningkatnya insiden bersenjata di Kalimantan
Utara dan pergerakan militer Inggris, pihak Indonesia
menyiagakan militernya dengan kekuatan satu mandala
perang. Berdasarkan keputusan Presiden/Panglima
Tertinggi No.23/KOTI/1964, tanggal 16 Mei 1964 dibentuk
Komando Siaga, dengan tugas pokok menyelenggarakan
operasi-operasi militer untuk mempertahankan wilayah
Indonesia dan membantu perjuangan rakyat-rakyat
Malaya, Singapura, Serawak, Brunei dan Sabah dalam
membubarkan Malaysia. Sebagai Panglima Komando
Siaga Presiden menunjuk Laksamana Madya Udara Omar
Dhani, Menteri/Panglima Angkatan Udara, dengan dua
orang wakil panglima.Komando Siaga terdiri atas staf
gabungan dari komponen komando (Pertahanan Udara
Strategis, Amfibi, Lintas Udara Taktis, logistik diperkuat
oleh Brigade Sukarelawan Bantuan Tempur, yang dipimpin
oleh Kolonel Sabirin Muchtar). Dengan estimasi akan
terjadi perang terbuka komando ini disempurnakan
tugasnya menjadi mempersiapkan waktunya dan
menyelenggarakan operasi-operasi serangan balas
(retaliation) terhadap wilayah dan unsur lawan lainnya.
Organisasi komando yang diperluas ini, Presiden tetap
menunjuk Laksamana Madya Udara Omar Dhani, dengan
dua orang Wakil Panglima Laksamana Muda Laut Mulyadi
dan Brigjen Achmad Wiranatakusumah dan Komodor
Udara L.W.J. Wattimena.Panglima membawahi empat
komponen angkatan (darat, laut, udara dan kepolisisn).
Masing komponen angkatan dipimpin oleh seorang
panglima organisasi Komando Siaga diganti dengan nama
baru Komando Mandala Siaga (Kolaga) dengan tugas
pokok, merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan
dan mengembangkan operasi-operasi militer, khususnya
pertahanan wilayah RI Barat.
Struktur organisasinya, Panglima Kolaga
membawahi dua Komando Mandala (komponen wilayah).
Komando Mandala I meliputi Wilayah Kodam I (Aceh,
Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan) dan
333