Page 469 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 469

dipertukarkannya  dengan  barang  dan  jasa  yang  diperlukan,
                         tetapi  yang  tak  dapat,  atau  tidak  ekonomis  jika  dihasilkan
                         sendiri. Untuk kesemua ini kemampuan untuk menguasai serta
                         mengembangkan      teknologi   sangat   penting.      Tanpa
                         kemampuan  ini  kekayaan  alam  yang  berlimpah  pun  tak  akan
                         merupakan  harta  yang  terkuasai.  Sedangkan  dengan
                         dikuasainya  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi,  langkanya
                         sumber  daya  alam  tidaklah  merupakan  hambatan  yang  tak
                         teratasi. Lihatlah Jepang. 22


                        Tersurat  dan  penyataan  Habibie  bahwa  orientasi  penguasan
                ilmu  dan  teknologi  berada  dalam  bingkai  dan  tegak  di  atas  argumen
                kebangsaan.  AIih  teknologi  yang  dilakukan  memiliki  tujuan  ganda:  (1)
                menghasilkan  barang  dan  jasa  untuk  keperluan  sendiri,  dan  (2)  untuk
                dipertukarkan  dengan  barang  dan  jasa  yang  diperlukan  tetapi  yang
                tidak dapat, atau tidak ekonomis jika dihasilkan  sendiri.
                        Bersamaan  dengan  menguatnya  wacana  teknologi  tinggi  dan
                canggih yang  dipelopori  Habibie  tersebut,  pada  awal  tahun  1970-an
                juga  berkembang  wacana    apa    yang    disebut    teknologi    tepat    guna.
                Konsep  teknologi    tepat    guna    sendiri    merupakan    pembahasa-
                Indonesiaan  dari  terminologi  yang  sama  dalam  bahasa  Inggris,  yakni
                intermediate-technology,   appropiate-technology,   atau   progresive
                technology. 23   Konteks  yang  lain  dari  lahirnya  konsep  ini,  ialah  sebagai
                respon  terhadap  praktik  industrialisasi  di  Indonesia  yang  bersifat  padat
                modal,  digerakkan  oleh  perusahaan    multinasional,    dan    melulu
                                               24
                berorientasi bisnis atau  komersial.
                        Tabel  1  memperlihatkan  alasan-alasan  pentingnya  penggunaan
                teknologi tepat guna bagi Industrialisasi Indonesia di awal tahun 1970-
                an.  Pelibatan  usaha  kecil  dan  terserapnya  sejumlah  tenaga  kerja
                Indonesia  yang  berketerampilan  rendah  adalah  sebagian  alasan  yang
                dikemukakan.  Namun  banyak  ekonom  tidak  menempatkan  teknologi
                                                                 25
                madya  sebagai  harga  mati.  Bagi  Sarbini  misalnya ,  teknologi  madya
                merupakan langkah transisi. Kelak secara perlahan; dan bila kebiasaan,
                mentalitas, tingkat laku, dan keterampilan teknis orang-orang Indonesia
                kian  membaik,  teknologi  madya  tersebut  dialihkan  menjadi  teknologi
                maju.  Argumen  Sarbini  memang  tidak  mempertentangkan  teknologi
                madya (intermediate technology) dengan teknologi maju (advance



                                                                                 457
   464   465   466   467   468   469   470   471   472   473   474