Page 466 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 466

Pengayaan Materi Sejarah


                teknologi  ditemukan  lantaran  ada  sistem  perangsang  atau  imbalan.  Ia
                bisa berupa imbalan materi atau prestise sosial yang diperoleh. Kedua,
                adanya sekelompok orang yang khusus berkonsentrasi menciptakan dan
                mengembangkan teknologi.

                        Sebagai contoh, pada masyarakat Eropa dan Amerika pada abad
                ke-18,  hak  paten  ternyata  menjadi  salah  satu  faktor  pendorong
                penemuan  dan  pengembangan  teknologi  tersebut.  Para  penemu  dan
                pengembang teknologi baru, selalu saja mendaftarkan hasil karyanya itu
                kepada  kantor  hak  paten.  Dengan  haknya  itu,  mereka  banyak  yang
                kemudian bekerja sama dengan pemilik modal memproduksi ciptaannya
                itu  secara  besar-besaran  sehingga  memperoleh  keuntungan  yang
                maksimal.

                        Begitu  juga,  penemuan  dan  pengembangan  berbagai  teknologi
                yang spektakuler pada masa Islam, yang merupakan puncak peradaban
                pertanian, ialah karena para ‗rekayasawan‖ dipandang sebagai profesi
                didikan  (learned  profession)  yang  prestesius,  dengan  sebutan
                                       20
                kehormatan muhandis. Profesi muhandis ini harus menguasai aspek-
                aspek teoritis-ilmiah, seperti matematika, astronomi, kimia, dan fisika.
                Bahkan ada banyak muhandis yang juga seorang teoritikus ilmiah. Jabir
                adalah seorang muhandis yang sekaligus ahli kimia. Al-Kindi adalah ahli
                metalurgi  yang  juga  fisikawan.  Al-Razi  adalah  juga  seorang  ahli  fisika
                dan ahli kimia. Akan tetapi ada pula ilmuwan yang mengkhususkan diri
                sebagai seorang muhandis saja, misalnya  Al-Jazari.

                        Gelar profesi lain yang dikenal pada masa itu adalah al-mi‘mar
                (―arsitek‖)   dan   al-hasib   (harfiah   artinya   ‗orang   yang   menghitung‖;
                sekarang  kurang  lebih  sama  dengan  ahli  teknik  sipil).  Sebagian  para
                muhandis ini memulai karir mereka sebagai pekerja bangunan, tukang
                kayu,  dan  pekerja  mekanik.  Kemudian  mereka  melengkapinya  dengan
                mempelajari  ilmu-ilmu  rakayasa  dan  ilmu  teoritis  lainnya  hingga
                akhirnya  menjadi  seorang  muhandis  yang  ulung.  Akan  tetapi  ada  pula
                para muhandis yang mengawali karirnya sebagai seorang ilmuwan yang
                pandai  dalam  bidang  pertukangan.  Kepandaiannya  itu  kemudian
                dipraktikkan hingga akhirnva ia dikenal sebagai seorang  muhandis.

                        Para  muhandis  ini  juga  kadang  kala  memiliki  pengaruh  pada
                pengambilan keputusan raja. Mereka diberi gaji yang tinggi dan diberi
                penghargaan  untuk  prestasi-prestasi  tertentu.  Banu  bersaudara
                misalnya, memiliki pengaruh besar pada diri Khalifah Al-Ma‘mun,



                454
   461   462   463   464   465   466   467   468   469   470   471