Page 471 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 471

tinggi  tersebut  diterapkan.  Tenaga  kerja  yang  terserap  pun  harus
                memiliki  keterampilan  dan  pendidikan  yang  tinggi.  Tenaga  kerja
                tersebut  juga  harus  berdisiplin  dan  memiliki  kecakapan  berorganisasi.
                Sementara,  jumlah  angkatan  kerja  Indonesia  sangat  banyak:  kurang
                terampil, berpendidikan rendah, dan kurang cakap dalam berorganisasi.
                Jelas  mereka  membutuhkan  lapangan  kerja,  sebagai  sumber
                penghasilan dan kesejahteraan pribadi dan keluarga mereka.

                        Kedua, teknologi tinggi tidak dapat diterapkan di usaha  kecil dan
                menengah yang bersifat rumah tangga, yang memiliki pekerja 5 hingga
                100  orang. 26   Padahal,  jumlah  usaha  kecil  menengah  berskala  rumah
                tangga  itu  sangatlah  banyak.  Meninggalkan  mereka  karena  dorongan
                pertumbuhan ekonomi dan alasan penyediaan produk substitusi impor,
                adalah tidak mungkin. Dalam konteks itulah, teknologi madya menjadi
                sangat  tepat.  Selain  berbiaya  murah,  tipe  teknologi  tersebut  cocok
                dengan  kapasitas  produksi  yang  tidak  membutuhkan  kemahiran
                manajemen  rumit  dan  berketerampulan  tinggi.  Dengan  teknologi
                madya, masyarakat ekonomi lemah tersebut dapat menikmati program
                pembangunan nasional.  27
                        Sembilan  tahun  kemudian,  pada  tahun  1979,  diskursus
                Teknologi  Tepat  Guna  tidak  lagi  berkutat  sebatas  proses  produksi  dan
                pemberi nilai tambah (added value) tetapi juga telah diberikan dimensi
                pemberdayaan  masyarakat.  Hal  tersebut  misalnya  dikemukakan  oleh
                               28
                Siswosoedarmo ,    sebagai    ―...penerapan    ilmu    pengetahuan    untuk
                tujuan-tujuan  praktis,  [t]eknologi  yang  dipakai  harus  yang  sesuai
                dengan kondisi dan kebutuhan warga desa‖. Diungkapkan pula bahwa:


                       ―usaha  penerapan  teknologi  itu  sesuai  dengan  lingkungannya,
                       dapat  diterima  masyarakat  setempat,  tidak  merusak  tradisi-
                       tradisi yang positif, meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan
                       memperbesar  kesempatan  kerja,  tidak  merusak  lingkungan
                       hidup  dalam  arti  fisik  maupun  mental  spiritual  dan  memenuhi
                       kebutuhan pokok warga pedesaan.

                       Dengan  demikian,  penerapan  teknologi  bukan  saja  merupakan
                       proses  teknologi,  akan  tetapi  harus  dipandang  sebagai  paduan
                       proses  ekonomi,  sosial,  budaya,  dan  teknologi  itu  sendiri.  ....
                       teknologi  tersebut  harus  memenuhi  empat  syarat,  yaitu  dapat
                       dipertanggungjawabkan secara teknis, dapat dimanfaatkan dan



                                                                                 459
   466   467   468   469   470   471   472   473   474   475   476