Page 475 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 475
pada manusia menetap. Para arkeolog menemukan fakta bahwa
kandungan gizi pada tengkorak manusia berburu dan meramu jauh
lebih baik. Dari temuan itu, terbangun sebuah penjelasan bahwa sangat
tidak mungkin masyarakat berburu dan meramu mengubah pola
hidupnya secara tiba-tiba menjadi sistem bertani-kebun, hanya karena
dorongan pacul dan bajak. Sebab, tenaga yang harus dikeluarkan pada
pola hidup bertani jauh lebih besar dari pada pola hidup berburu dan
meramu. Sedangkan dari segi hasil, perolehan berburu dan meramu
juga jauh lebih baik dari pada bertani-kebun.
Atas dasar temuan paling mutakhir itu, sebagian ilmuwan
menolak teori yang menyatakan bahwa pacul dan bajak adalah faktor
yang menyebabkan perubahan pola hidup tersebut. Mereka
menunjukkan faktor lain yang lebih signifikan, yakni ledakan penduduk.
Ledakan penduduk itulah membuat persediaan makanan menipis. Pun,
lantaran ledakan penduduk yang pertama dalam sejarah manusia
tersebut, jumlah kelompok berburu bertambah banyak. Padahal—
seperti kita tahu—bahwa areal untuk berburu dan meramu sangatlah
luas, jauh lebih luas berkali lipat dari sistem pertanian menetap. Karena
itulah, lantaran kian banyaknya kelompok berburu dan meramu
tersebut, areal perburuan mereka kian sempit. Pada sisi lain, sangat
tidak mungkin bagi sebuah kelompok pemburu yang satu untuk pindah
ke wilayah lain yang memiliki persediaan makanan lebih banyak. Karena
sudah barang tentu, wilayah tersebut sudah menjadi hak milik
kelompok berburu yang lainnya.
Agar tetap bertahan hidup, tak ada cara lain kecuali harus
mengubah pola hidup mereka: menjadi hidup menetap. Mereka pun
membentuk wilayah tertentu yang secara adat bisa dijadikan sebagai
ladang. Sambil membangun penjelasan ini, para ilmuwan mengatakan
bahwa sebenarnya sejak awal, manusia berburu dan meramu telah
mengenal bajak dan pacul dan pengetahuan berladang. Akan tetapi
mereka tidak menggunakan teknologi tersebut karena tenaga yang
harus dikeluarkan jauh lebih besar. Mereka ― terpaksa ― mempraktikkan
ilmu yang telah lama mereka miliki tadi, karena hanya hal itu sebagai
satu-satunya cara agar tetap bertahan hidup.
Betapapun sengitnya perdebatan posisi teknologi dalam revolusi
pertanian di atas, para ilmuwan tetap bersetuju mengenai implikasi
revolusioner pemakaian teknologi tersebut dalam kehidupan
masyarakat. Andaikan ledakan penduduk memang terjadi, namun saat
itu teknologi pacul dan bajak belum ditemukan, dapatkah pola hidup
463