Page 476 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 476
Pengayaan Materi Sejarah
menetap-bertani terbentuk? Jawabannya adalah tidak mungkin. Bajak
dan pacul telah turut mendorong perubahan revolusioner pola hidup
masyarakat manusia untuk pertama kalinya.
Itu merupakan perubahan pertama dalam sejarah manusia. Ia
disebut revolusi pertanian (agricultural revolution). Pola hidup menetap
ini memungkinkan masyarakat manusia membangun peradaban. Hal
tersebut memungkinkan mereka menemukan dan mengembangkan
teknologi-teknologi baru pada tahap yang lebih lanjut. Pada akhirnya
mempermudah pekerjaan dan kehidupan masyarakat manusia.
Dengan pola hidup menetap ini, manusia pertanian dapat
menemukan roda. Lagi-lagi teknologi roda memberikan dampak
revolusioner dalam kehidupan mereka. Roda telah mendorong revolusi
transportasi. Roda telah memungkinkan manusia membuat kereta
berkuda, dan membuat sistem jalan yang dapat dilalui oleh kereta kuda.
Kereta kuda adalah teknologi perluasan tubuh manusia secara
keseluruhan. Kereta kuda—yang menggunakan sistem roda tersebut—
merupakan sejenis teknologi pertama yang tidak lagi tergantung pada
tenaga manusia. Sumber energinya adalah dari tenaga hewan. Dengan
temuan kereta kuda itu hidup manusia menjadi lebih mudah. Manusia
bisa pergi ke mana saja dengan jumlah tenaga yang jauh lebih ringan.
Bahkan dengan adanya kereta kuda dan sistem jalan yang terhubung
satu dengan yang lain, masyarakat manusia dapat membangun
imperium kekuasaan yang amat luas. Kereta dan sistem jalan itu
memungkinkan sistem administrasi pemerintahan dijalankan. Sang
Pusat dapat mengendalikan wilayah-wilayah bawahannya meskipun
sangat jauh. Di Eropa misalnya, terbentuknya Imperium Romawi karena
adanya sistem yang terhubung antar wilayah tersebut. Bahkan hingga
abad pertengahan, warisan sistem jalan Romawi ini masih menjadi urat
nadi sistem sosial ekonomi dan politik Eropa saat itu.
Di Indonesia sendiri, terdapat dua contoh untuk
menggambarkan dampak revolusioner roda, kereta kuda, dan sistem
jalan terhadap tatanan sosial kemasyarakatan. Pertama ialah terjadi di
Kerajaan Pajajaran. Terdapat empat jalur perhubungan Kota Pakuan
(Pajajaran) yang berada di pedalaman dengan bandar internasionalnya
yang terletak di utara Pulau Jawa (lihat Peta 1). Dua perhubungan
sungai (melalui Sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung) dan dua jalur
darat. Jalan darat bagian barat melalui Ciampe, Jasinga, hingga Banten.
Sementara jalur timur melalui Cileungsi hingga Warunggede
Tanjungpura. Tentu saja lantaran keberadaan kereta kuda tersebut,
464