Page 481 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 481
dengan sengaja melakukan investasi untuk menemukan dan
mengembangkan sebuah teknologi baru yang memang bernilai sangat
mahal.
Keempat, teknologi modern dicirikan oleh sistem hak individual
yang dilegalisasikan oleh hak paten. Kepemilikan individual ini harus
dilihat sebagai kompensasi biaya yang harus dikeluarkan dalam proses
menemukan dan mengembangkan teknologi modern. Pada sisi lain, hak
individual juga mengisyaratkan bahwa kepemilikan teknologi akan
berakibat diraupnya keuntungan yang besar di kemudian hari.
Kepemilikan individual di atas juga memperlihatkan bahwa tidak
setiap masyarakat mampu menemukan dan mengembangkan teknologi
modern. Dibutuhkan pendidikan, keterampilan yang tinggi, dan sistem
sosial spesifik bila satu masyarakat dapat menciptakan dana
mengembangkan teknologi modern. Dengan adanya sistem hak milik
tersebut, pihak lain tidak boleh meniru suatu teknologi baru. Meniru
dan mengembangkan teknologi tersebut tanpa seizin pemilik hak
patennya adalah suatu kejahatan.
Sementara teknologi pada masyarakat tradisional adalah milik
umum. Teknologi lahir begitu saja ketika dibutuhkan, dan dibuat untuk
dipakai. Mereka meningkatkan teknologinya ketika mengetahui
sebaiknya bagaimana, karena mereka ingin lebih mudah mengerjakan
pekerjaannya. Tidak adanya penelitian yang intensif juga membuat
teknologi tradisional dapat dikategorikan sebagai teknologi awam.
Teknologi tersebut dapat dibuat oleh hampir seluruh anggota
masyarakatnya lantaran tingkat kerumitannya yang relatif rendah,
sehingga tidak membutuhkan tingkat pendidikan yang tinggi untuk
membuatnya.
Kelima, pada dirinya teknologi modern memiliki nilai jual yang
tinggi. Itulah sebabnya banyak pihak yang tidak segan-segan
menginvestasikan modal untuk penelitian dasar, agar berhasil
menciptakan dan mengembangkan teknologi baru, seraya
membayangkan keuntungan yang besar di kemudian hari. Akibatnya,
perkembangan ilmu pengetahuan pun (sebagai bahan dasar penemuan
dan pengembangan teknologi baru) juga berorientasi lebih praktis.
Orientasi ilmu pengetahuan tidak lagi sekedar untuk kesenangan atau
kearifan semata—sebagaimana ditunjukkan oleh legenda Aristoteles
469