Page 483 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 483
mutakhir tentu akan mendorong, menerapkan, bahkan mengalihkan
teknologi baru untuk memecahkan masalah-masalah praktis yang
dihadapinya. Peran signifikan pemerintah di atas semakin penting ketika
America Serikat menyelenggarakan program pembangunan dunia
ketiga sebagai siasat untuk membendung pengaruh komunis pada
tahun 1950-an, sebagaimana akan kita diskusikan pada Bagian E.
7.4. Globalisasi sebagai Deteritorialisasi
Untuk mudahnya, kita pahami saja globalisasi sebagai
deteritorialisasi. Deteritorialisasi ialah suatu persepsi seakan-akan jarak
atau ruang kian menyempit. Seolah-olah yang jauh terasa dekat.
Padahal, jarak sebenarnya tidak berubah sama sekali. Hanya karena ada
kemajuan teknologi, seolah-olah jarak tidak lagi berarti.
Taruhlah waktu tempuh Jakarta-Bandung. Kini jarak sejauh 200
kilometer itu dapat ditempuh hanya 1,5 hingga 2 jam saja. Padahal 15
tahun sebelumnya, jarak tempuhnya harus menghabiskan waktu 5 jam.
Bahkan, sebelum tahun 1978, sebelum Tol Jagorawi dibuka, waktu
tempuh Jakarta Bandung ialah 7 hingga 9 jam.
Pandangan ―dekatnya‖ Jakarta-Bandung di atas, karena
perpaduan dua faktor berikut: (1) adanya teknologi jalan tol dan (2)
inovasi sistem teknologi kendaraan mobil. Teknologi jalan tol telah
membuat lajur jalan seolah-olah terus lurus, tak berkelok-kelok. Bila ada
jurang, dibangunlah jembatan penghubung yang panjang. Bila ada
bukit, dibuatlah terowongan hingga jalan tetap lurus. Jalan terus lurus,
melintasi bukit dan jurang.
Sistem teknologi kendaraan mobil pun jauh berkembang. Kini,
berkecepatan di atas 100 kilometer dapat dilaju dengan aman dan
nyaman. Berjam-jam dengan kecepatan di atas 100 kilometer, mobil
mesin tetap terkontrol; dan body mobil tidak bergoyang-goyang. Hal
tersebut terjadi setelah ditemukan sistem suspensi baru, dan sistem
pendingin mesin yang lebih baik. Teknologi telah membuat laju
kecepatan kian tinggi. Waktu tempuh pun kian pendek. Persepsi sosial
jarak pun berubah: Bandung seolah-olah ada di ―belakang‖ Jakarta.
Begitu pula dengan sistem teknologi telepon genggam (ponsel)
kita dapat menghubungi atau dihubungi siapa saja, kapan saja, dan di
mana saja. Kita tetap diam di tempat. Hanya jemari saja yang memijit
471