Page 486 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 486

Pengayaan Materi Sejarah


                        Gambar  1  di  atas  memperlihatkan  meningkatnya  pengguna
                telepon  seluler  dengan  sangat  pesat.  Bahkan  di  tahun  2007,  jumlah
                penggunanya  di  Indonesia  mencapai  70  juta.  Hal  tersebut  berbanding
                terbalik dengan pengguna telepon kabel yang berjumlah stagnan sejak
                tahun  1998  hingga  2007.  Melonjaknya  pengguna  telepon  seluler
                tersebut merepresentasikan pula meluasnya fenomena deteritorialisasi.
                Pandangan  bahwa  seolah-olah  jarak  tidak  berarti  hinggap  di  kepala
                pengguna telepon seluler yang berjumlah hingga tujuh juta tersebut.
                        Sementara itu, sistem teknologi internet sistem kabel masuk ke
                Indonesia  pada  pertengahan  tahun  1990-an.  Tahun  tahun  1995,
                tercatat sekitar 10.000 pengguna internet, dan angka itu menjadi
                100.000  pada  tahun    1997.    Kemudian,    menurut    Asosiasi
                Penyelenggara  Jasa  Internet  Indonesia  (APJII),  pengguna  internet  di
                Indonesia mencapai 2,4 juta orang pada akhir tahun 2001 dan 63 juta
                orang  pada  tahun  2012.  60%-nya  didominasi  oleh  usia  muda  12—35
                tahun. Mereka ini termasuk kategori generasi yang lahir dan dibesarkan
                dalam  pola  hidup  yang  serba  digital  dan  terbiasa  saling  terkoneksi
                dalam  sebuah  jaringan  maya.  Bahkan  survey  yang  dilakukan  Asosiasi
                Penyelenggara  Jasa  Internet  Indonesia 38   menunjukkan  65%  pengguna
                Internet  Indonesia  lebih  sering  terkoneksi  melalui  ponsel.  Karena  saat
                ini,    kian    banyak    ―ponsel-pintar‖    dengan    harga    yang    makin
                terjangkau dan biaya akses yang juga semakin  murah.
                        Asosiasi   Penyelenggara      Jasa     Internet     Indonesia 39   juga
                mencatat tiga kecenderungan menguatnya fenomena pemaduan sistem
                teknologi  telekomunikasi  seluler  dengan  teknologi  internet.  Pertama,
                tergesernya  fungsi  ponsel  standar  menjadi  smartphone  atau  ponsel
                pintar.  Kedua,  menguatnya  penggunaan  sistem  aplikasi  untuk
                mengakses  internet  pada  sistem  ponsel  pintar  tersebut.  Ketiga,  makin
                baiknya  kapasitas,  kecepatan,  dan  ketersediaan  jaringan  hingga  ke
                pelosok  daerah.  Tak  ayal  lagi,  hal  tersebut  kian  menjadikan  banyak
                orang  Indonesia  yang  mengalami  gejala  deteritorialisasi  sebagai
                pertanda kecenderungan globalisasi mutakhir.
                        Sebenarnya  rintisan  deteritorialisasi    melalui    pemanfaatan
                teknologi  telekomunikasi  telah  dilakukan  sejak  awal-awal  Pemerintahan
                Orde  Baru.  16  Agustus  1976  adalah  hari  dimulainya    revolusi
                telekomunikasi  di  Indonesia.  Dalam  hal  ini,  Pemerintah  Orde  Baru  telah
                menjadi penggerak utama penggunaan sistem teknologi satelit tersebut.




                474
   481   482   483   484   485   486   487   488   489   490   491