Page 490 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 490

Pengayaan Materi Sejarah


                digunakan pada tanah yang tidak stabil seperti di wilayah rawa-rawa. Ia
                ditemukan pada tahun 1962.

                        Awalnya ialah tantangan menghadapi Asian Games tahun 1962.
                Pada  waktu  itu,  sebagai  petinggi  di  Kemanterian  Pekerjaan  Umum,
                kantor  Sedyatmo  harus  membangun  instalasi  gardu  listrik  di  wilayah
                rawa-rawa, Ancol, Jakarta bagian utara. Gardu itu selalu amblas setelah
                dibangun. Dari tiga gardu, baru satu yang selesai. Padahal, tak lama lagi
                Asian  Games  akan  digelar,  dan  pasokan  listrik  harus  teralirkan.  Maka,
                Sedyatmo  terus  berpikir,  akhirnya  ia  menemukan  sistem  pembetonan
                yang disebut sebagai Cakar Ayam tersebut (lihat Gambar 2).
                        Seperti halnya Cokorda, Sedyatmo pun adalah seorang insinyur
                yang  berprestasi.  Ia  adalah  lulusan  Technische  Hoogeschool  te
                Bandoeng,  Sekolah  Teknik  zaman  Belanda  (sekarang  ITB)  tahun  1934,
                sealmamater dengan Bung Karno. Ia pun lulus amat cepat untuk ukuran
                waktu  itu,  yakni  empat  tahun.  Ia  mulai  belajar  pada  tahun  1930  dan
                lulus  tahun  1934.  Ia  pun  menjadi  dosen  di  almameternya  sejak  tahun
                1951,  dan  pada  tahun  1974  dianugerahi  gelar  Doktor  Honorus  Causa
                oleh  ITB.  Prestasinya  itu  dikenang  oleh  ITB.  Bahkan  sejak  tahun  2013,
                ITB  menganugerahi  Sediyatmo  Award  bagi  mahasiswa  strata  dua  dan
                strata tiga ITB yang berprestasi.

                        Lantaran  temuan  sistem  Cakar  Ayamnya,  gardu  listrik  di  areal
                rawa-rawa  Ancol  berhasil  dibangun.  Asian  Games  yang  merupakan
                politik  Mercusuar  Soekarno  pun  sukses,  karena  pasokan  listrik  dapat
                dialirkan.  Kemudian,  teknologi  Cakar  Ayam  itu  digunakan  untuk
                membangun  apron  (halaman  parkir  pesawat  terbang)  di  Bandara
                Juanda Surabaya (waktu itu masih menjadi pangkalan TNI AU), Bandara
                Polonia  Medan.  Yang  paling  terkenal,  sistem  Cakar  Ayam  ini  juga
                digunakan untuk membangun jalan tol ke Bandara Soekarno Hatta yang
                dibangun di atas rawa-rawa.
                        Fenomena  deteritorialisasi  juga  terjadi  pada  masyarakat-
                masyarakat pesisir atau maritim Nusantara. Waktu tempuh dan jumlah
                orang  yang  hilir-mudik  antar  pulau  kian  cepat  dan  dalam  jumlah  yang
                semakin  banyak.  Perhubungan  laut  mengalami  apa  yang  disebut
                motorisasi  perahu.  Keterintegrasian  sosial  ekonomi  dan  kontak-kontak
                sosial masyarakat kepulauan pun kian meningkat.







                478
   485   486   487   488   489   490   491   492   493   494   495