Page 80 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 80

Pengayaan Materi Sejarah


                III di Lusaka 1970yang bertemakan “Hubungan-hubungan internasional.
                Swa  sembada  dan  kerjasama  ekonomi  diantara  negara-negara  Non  –
                Blok”.KTT Lusaka dapat dikatakan telah meletakan dasar dasar gerakan
                Non-Blok di bidang ekonomi.

                        Suatu  tonggak  sejarah  penting  lainnya  dalam  sejarah  GNB  di
                bidang  ekonomi  adalah  KTT  Non-Blok  IV  di  Aljazair  dalam  bulan
                September 1973. Pada KTT ini,  negara negara  Non-Blok memfokuskan
                perhatiannya  pada  masalah-masalah  ekonomi  dunia  yang  saat  itu
                sangat dipengaruhi oleh adanya krisis moneter yang bermula di tahun
                1971 dan krisis energy yang mulai mempunyai pengaruh besar terhadap
                perkembangan ekonomi dunia.
                        Dalam  perjaanan  sejarahnya  sejak  KTT  I  di  Beograd  tahun  1961,
                Gerakan  Non  Blok  telah  16  kali  menyelenggarakan  Konferensi  Tingkat
                Tinggi, yang terakhir KTT XVI  yang berlangsung di  Teheran pada Agustus
                2012.  Dalam  perkembangan  selanjutnya  setelah  KTT  Beograd,  Gerakan
                Non-Blok  semakin  bertambah  anggotanya.    Dengan    bertambahnya
                anggota semakin kompleks juga masalah yang  dihadapi.

                        Pada KTT Non-Blok ke-VI di Havana , Kuba 3-9 September 1979,
                jumlah anggota GNB telah mencapai 95 negara. Dalam KTT ini, GNB mulai
                menghadapi  permasalahan  terkait  prinsip  “tidak  memihak”  nya.  Kuba,
                sebagai  tuan  rumah  konferensi  yang  memang  menjalankan    ideologi
                sosialis yang dekat dengan Uni Soviet ingin membawa Gerakan Non Blok
                menuruti  arah  suatu  blok.  Terkait  hal  tersebut,  Indonesia  sebagai  salah
                satu pendiri GNB khawatir mengenai kemungkinan terjadinya pembelokan
                arah  itu,  tercermin  antara  lain  dari  pesan  Presiden  Soeharto  yang
                dikemukakan  oleh  Adam  Malik  .  Dalam  kaitan  itu,  Adam  Malik  sebagai
                Ketua Delegasi Indonesia, merasa perlu untuk menegaskan kembali prinsip
                Non-Blok  yaitu  politik  tidak  memihak  kepada  satu  blok  manapun.
                Keinginan  Kuba  itu  juga  mendapapat  tantangan  dari    negara    pendiri
                lainnya seperti Yugoslavia dan India, juga sejumlah negara  Afrika.
                        Indonesia sebagai salah satu pendiri GNB pernah menjadi tuan
                rumah penyelenggaraan KTT GNB yang ke X pada tahun 1992. KTT X ini
                diselenggarakan  di  Jakarta,  Indonesia  pada  September  1992  –  7
                September 1992, dipimpin oleh Soeharto. KTT ini menghasilkan “Pesan
                Jakarta”  yang  mengungkapkan  sikap  GNB  tentang  berbagai  masalah,
                seperti hak azasi manusia, demokrasi dan kerjasama utara selatan dalam
                era pasca perang dingin



                68
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85