Page 203 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 203
HUBUNGAN INDONESIA-JEPANG
1945-1958
26 Wawancara dengan Satria Ishi’i, op.cit.
27 Arsip NA, Inventaris 439 “Japanners en Duitsers”
28 Arsip NA, Inventaris 439 “Rijchtrijnen t.a.v. behandeling van Japanners”
29 Utsumi, Aiko & Murai Yoshinori, 1980, Sekidōka no chōsenjin hanran, Tokyo; Keisō Shobō,
pp. 234-241
30 Arsip Deplu Jepang K’0002 Surat dari Konjen Kai ke Menlu 3 Maret 19531953
31 Ishi’i Masaharu 1984, Minami kara: Indonesia zanryū moto nihonhei no kaisō, Tokyo:
Nishida Shoten p.165 & wawancara dengan Susumu Kawaji (deserter 17 June 1975 di Tokyo)
32 Arsip Deplu Jepang K’0002 “Zairyū hōjin hikiageni kansuru ken” 4 Juli 1953
33 Arsip Deplu Jepang K’-0002-3 “Indonesia Zanryū Nihonjin no soukan ni kansuru ken”
34 Utsumi & Murai 1980, op.cit., p.254 & Sankei Shinbun 13 Maret 1953. Konjen Jakarta, Kai
pergi ke Medan untuk menyelidiki masalah ini.
35 Fukushi tomonokai Geppō no.120 April 1992
36 Fukushi tomonokai Geppō no.120 April 1992 & wawancara dengan Ratna Sari Dewi
Sukarno ( di Tokyo)
37 Angka ini berdasarkan atas kerugian yang diselidiki dan dihitung oleh Kantor Urusan
Jepang pemerintah Hindia Belanda pada masa pasca perang, yaitu 32.5 miliyar Guilder.
Jumlah itu senilai dengan $ US17,5 miliyar berdasarkan kurs pada 1951. (Dwi Daralis Hardini,
1989 “Hubungan diplomatk Indonesia Jepang tahun 1951-1958: Satu kajian mengenai
Pampasang Perang” skripsi diserahkan ke Univ. Sebelas p.100
38 Mestika, 27 Maret 1952
39 Kiriyama, Noboru, (1995) “Nihon Gunsei hōkai to Tōnan Ajia: Sensō sekinin, shokuminchi
saiseifuku soshite dokuritsu e no kokusai chitsujo” Rekishigaku Kenkyū no.672 June 1995
pp.10-11
40 Fujisaki, Nobuyuki, 1955, “Indonesia baishō mondai no kei’i to sono haikei”, Ajia Mondai
June 1955 p.53, & Asahi Shinbun 7 Nov. 1954
41 Harian Umum 23 Jan. 1954
42 Jadi pandangan/sikap Jepang terhadap pampasan dibagi dua: di satu pihak ada “berusaha
mengecilkan jumpah pampasan dan meringankan beban rakyat Jepang”, Di lain pihak juga
ada pikiran bahwa “mesti berusaha mempererat hubungan ekonomi melalui pembayaran
pampasan” (Shirahata, 1958, “Indonesia baishō kyōtei no seiritsu to kongo no mitōshi”
Ke’idanren Geppō, Vol. 6 No.3 Maret 1958 p.42)
43 Wawancara dengan Satria Ishi’i, op.cit.,
44 Arsip Deplu Jepang B7-0151
45 Dick, Howard, The Indonesian interisland shipping industry: An analysis of competition and
regulation, Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 1987 p.24 and Meijer, Hans,
1994 Den Haag-Djakarta: De Nederlands-Indonesiche Betrekkingen 1950-1962, Utrecht:
AURA p. 601.
46 Mestika 7 Des. 1957
47 Nishihara op.cit, 1976 p.104
194