Page 200 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 200
HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH
aset Belanda pada tanggal 2 Desember. Saya yakin bahwa dibelakang keputusan ini
pampasan dari Jepang mengambil peranan penting menambahkan rasa percaya
diri sehingga mendorong pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi.
Dalam perkembangan selanjutnya ada beberapa kasus yang mendukung
hipotesis saya ini. Salah satu contohnya ialah kasus kapal laut. Tidak lama sesudah
nasionalisasi aset Belanda, justru Indonesia menderita kekurangan kapal transport
dalam negeri karena tidak berhasil menyita kapal-kapal milik KPM (Koninklijke
Paketvaart Maatscapij). Meskipun kantor KPM disita, tetapi kapal-kapalnya berhasil
diselamatkan oeh Belanda keluar wilayah lautan Indonesia tanpa berhasil dihalangi
Indonesia. Akibatnya Indonesia mengalami kehilangan 85 buah kapal untuk
perhubungan dalam negei, (total jumlah 146,000 tons), Pemenuhan sirkulasi
45
barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari mengalami kemacetan sehingga
kekacauan ekonomi tersebar di seluruh Indonesia.
Pada waktu itu Indonesia minta Jepang agar diberikan kapal dengan dana
46
pampasan, meskipun perjanjian pampasan belum secara resmi ditandatangani.
Pada awalnya pihak Jepang ragu-ragu karena takut dituduh oleh dunia
Internasional bahwa Jepang merampas kuasa dari Belanda. Tetapi pemerintah
Indonesia mengirim Menteri Perhubungan dan lainnya untuk meminta bantuan
dari Jepang. Akhirnya Jepang menyetujui penjualan 51 kapal dengan syarat bahwa
47
pembayarannya dijamin oleh dana pampasan.
Penutup
Dalam esai ini saya memperkenalkan beberapa cerita sejarah yang belum sempat
dibahas dalam mainstream sejarah hubungan Indonesa-Jepang. Karena sejarah
kedua negara ini cendrung berkonsentrasi ke zaman pendudukan Jepang (1942-45)
dan zaman setelah 1958, perkembangan antara 1945 dan 1957 sering dilupakan
seolah-olah hubungan antara kedua negara tiba-tiba mulai pada tahun 1958. Tetapi
kenyataannya ada berbagai isu penting selama itu yang merupakan dasar
perkembangan sejarah masa berikutnya.
Dalam bahasan pertama dijelaskan bahwa pada masa revolusi Indonesia
dan pendudukan Sekutu di Jepang, tidak ada komunikasi langsung antara kedua
negara, tetapi kenyataannya ada berbagai masalah yang harus dibereskan secara
individu.
Dalam bahasan kedua dibahas perubahan status kedua negara dan
pembentukan hubungan kedua negara sesudah penyerahan kedaulatan ke
Indonesia dan berhentinya pendudukan Sekutu di Jepang.
191