Page 196 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 196

HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH



            oleh parlemen Jepang dinilai tidak sesuai dengan pasal 14 Perjanjian San Fransisico
            yang  memerintahkan  agar  pembayaran  pampasan  perang  tidak  membahayakan
            kekuatan  ekonomi  Jepang.  Maka  itu  pemerintah  Jepang  bernegosiasi  agar
            jumlahnya dikurangi sampai “reasonable amount”.
                    Selain  jumlah  pembayaran  pampasan  perang  yang  tidak  cocok,  juga  ada
            perselisihan  tentang  masalah  apakah  pampasan  juga  meliputi  kompensasi
            terhadap  penderitaan  yang  dialami  para  korban  perang:  seperti  rōmusha  dan
            wanita penghibur. Pemerintah Jepang menolaknya dengan alasan bahwa pasal 14
            tidak menuntut itu.
                    Pemerintah Indonesia juga menuntut pembayaran pampasan berupa uang
            kontan  (tunai)  tetapi  pemerintah  Jepang  menolaknya  berdasarkan  atas  catatan
            pasal  14  yang  berbuni  “war  reparation  should  be  paid  by  making  available  the
            services of  the  Japanese people in production,  salvaging and other  work……so as
            not  to  throw  any  foreign  exchange  burden  upon  Japan”.  Artinya  pampasan
            didbayar  dengan  ”jasa”  orang  Jepang  dan  bukan  dengan  uang  tunai.  Akhirnya
            pemerintah Indonesia menerima keberatan pemerintah Jepang ini. Masalah yang
            masih  belum  beres  menyangkut  perselisihan  jumlah  pembayaran.  Negosiasinya
            ternyata berlangsung hingga akhir tahun 1957.
                    Di samping tuntutan dari pemerintah Indonesia, pemerintah Belanda juga
            menuntut ganti rugi atas semua kerugian yang diderita orang Belanda di Indonesia
            selama  perang.  Menurut  perhitungan  mereka  kerugian  sipilnya  berjumlah  25
            milliar gulden dan kerugian militernya berjumlah 25 juta gulden  . Pihak Belanda
                                                                  38
            mula mula menuntut agar jatahnya digabung dengan tuntutan Indonesia dan nanti
            akan  dibagi  dua.  Akhirnya  sepakatan  dicapai  antara  pemerintah  Belanda  dan
            Jepang  pada  bulan  Maret  1956.  Di  dalamnya  ditentukan  bahwa  pembayaran
            kepada orang Belanda akan diberikan tersendiri, terpisahkan dari Indonesia, yakni
            US$ 10 juta.
                      39

            (3)  Respons masyarakat Jepang terhadap tuntutan Indonesia

                    Faktor  yang  menyulitkan  negosiasi  pampasan  adalah  pandangan
            masyarakat dari kedua negara terhadap masalah pampasan. Tentang persetujuan
            sementara  yang  dicapai  antara  Juanda  dan  Tsushima  pada  tanggal  18  Jan.  1952,
            memunculkan  keritik  dari  masyarakat  kedua  negara.  Masyarakat  Indonesia  tidak
            senang karena dua tuntutan mereka, yaitu pembayaran dalam bentuk uang kontan
            dan konpensasi terhadap penderitaan dan kehilangan jiwa manusia human, ditolak
            pemerintah Jepang.


                                                187
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201