Page 191 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 191

HUBUNGAN INDONESIA-JEPANG
                                          1945-1958

                  Mereka yang menolak repatriasi dan melarikan diri dari kamp konsentrasi
            jumlahnya  kurang  lebih  1000  orang.  Kebanyakannya  berada  di wilayah  Jawa  dan
            Sumatera  di  mana  kekuatan  Republik  relatif  kuat.  Mereka  menyembunyikan  diri
            dalam  kampung,  lalu  ikut  masuk  pasukan  perjuangan  Indonesia  untuk  bertahan
            hidup (survive) karena mereka tidak mempunyai sumber penghasilan lain. Pelarian
            dari  kamp  melanggar  peraturan  hukum  militer  dan  kalau  diketahui,  mereka
            dihukum  oleh  tentara  Jepang  (selama  mereka  masih  ada  di  Indonesia)  dan  juga
                                                          23
            oleh Sekutu sebagai deserter dan dilarang secara keras. . Wakil panglima besar AD
            ke-16  mengeluarkan  maklumat  pada  3  Juni  1946  yang  didalamnya
            memberitahukan  bahwa  pelarian  adalah  pelangaran  hukum  militer  berat  dan
            kelakuan  yang  menghianati  kepercayaan  Sekutu.  Maklumat  itu  menyuruh  agar
            deserter  kembali  sebelum  tanggal  15  Juni  1946  dan  siapa  saja  yang  ditemui
                                       24
            sesudahnya akan ditembak mati.

            (2)  Sikap pemerintah Indonesia dan Belanda terhadap deserter

                 Menurut  sumber  Nefis  (Nefis  Publikasie  No.72)  ada  Biro  Oeroesan  Bekas
            Peradjoririt  India  dan  Djepang  di  pemerintahan  RI.  Tugas  ini  juga  mengkontorol
                                                           25
            perajurit  India  yang  melarikan  diri  dari  Tentara  Ingris.  Tidak  diketahui  kapan
            kantor  ini  dibentuk  tetapi  paling  tidak  sudah  ada  pada  tahun  1947.    Bagaimana
            sikap pemerintah RI terhadap deserter orang Jepang?  Meskipun mereka disambut
            baik oleh pasukan pasukan Indonesia setempat karena bisa menyumbang keahlian
            militernya  untuk  perjuangan  Indonesia,  namun  pandangan  pemerintah  pusat
            belum  tentu  sama,  karena  pemerintah  harus  selalu  memikirkan  dan
            memperhatikan soal seperti hukum internasional, diplomasi dengan Belanda dll.
                 Pada waktu itu kemerdekaan RI sering dipandang dan dikritik sebagai hadiah
            Jepang. Padahal sebenarnya proklamasi kemerdakaan pada tanggal 17 Agustus itu
            adalah  hasil  perjuangan  nasionalis  Indonesia  dan  bukan  hadiah  Jepang.  Tetapi
            perkembangan hari hari menjelang kapitulasi Jepang, seperti usaha melalui BPUPKI
            (Badan  Penyellidik  Usaha  Persiapan  Kemerdakaan  Indonesia),  memberi  kesan
            seolah  olah  kemerdekaan  itu  diberi  oleh  Jepang.    Sebenarnya  usaha  memberi
            kemerdekaan  dibawah  auspice  Jepang  sudah  berhenti  total  karena  kapitulasi
            Jepang.  Jepang  diperintahkan  oleh  Deklarasi  Posdam  untuk  mempertahankan
            situasi  status  quo.  Jadi  proklamasi  tanggal  17  Agustus  1945  adalah  murni  hasil
            perjuangan  kaum  nasionalis  Indonesia  yang  melawan  larangan  Jepang.  Tetapi
            Belanda menuduh proklamasi itu buatan Jepang.





                                             182
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196