Page 187 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 187

HUBUNGAN INDONESIA-JEPANG
                                          1945-1958

            perdagangan  dan  upaya menambah ekspor  dari Indonesia  sering  diadakan. Item
            ekspor  Indonesia  terbesar  ke  Jepang  adalah  karet  dan  kopra.  Pihak  Jepang
                                                        14
            mengakui mutu karet Indonesia paling bagus di dunia.  Pada tahun 1953 Indonesia
            menjadi negara yang eksor karet ke Jepang yang paling besar.  Kedatangan kapal
                                                                15
            Jepang  terbatas  ke  25  kali  per  tahun.  Pemerintah  Jepang  selalu  minta  jatah  ini
                    16
            dinaikan.

            Bank Perdania

                    Ada  sedikit  investasi  modal  Jepang  untuk  perusahaan  Indonesia.
            Antaranya satu yang menarik perhatian adalah investasi untuk membangun bank
            joint, yaitu Bank Perdania.  Investornya Daiwa Bank dan gagasan itu sudah hampir
            terealisasi  pada  thun  1953  dengan  dikasih  persetujuan  dari  Menteri  Keuangan
            Indonesia, tetapi akhiranya angaran dasarnya tidak diakui oleh Menteri Kehakiman.
            Rencana ini baru terealisasi setelah 1958 sesudah diadakan hubungan diplomatik.
                                                                               17

            Proyek Asahan

                    Tidak banyak diketahui bahwa ide projek Asahan di Sumatera Utara sudah
            mulai  pada  zaman  ini:  Yasuza’emon  Matsunaga  dari  Tokyo  Electric  Power  dan
            Yutaka  Kubota dari PT Nihon  Kō’ei,  dan Gisuke  Ayukawa dari Teikoku Petroleum
            mengadakan penelitian dan mencoba membangkitkan tenaga listrik di danao Toba
            lalu memproduksi  aluminium  dengan  tenaga  itu.    Gagasan  itu  tidak  terealissasi
                                                     18
            pada waktu itu dan baru bisa mulai pada tahun 1980an.
                    Tokoh-tokoh  yang  dulu  ikut  terlibat  dalam  pendudukan  militer  di
            Indonesia dan mempunyai hubungan pribadi dengan tokoh-tokoh Indonesia seperti
            Shigetada  Nishijima  dari  Kantor  Penghubung  Angkatan  Laut  di  Jakarta  yang
            dipimpin Laksamana Maeda, Tomokazu Kaneko dan Hitoshi Shimizu dari Sendenbu
            (Departemen Propaganda) ikut datang untuk melancarkan jalan bisnis pada zama
               19
            itu.

            Mahasiswa PP32

                    Dengan  inisiatif  Mohamad  Yamin,  Menteri  Pendidikan  waktu  itu,  mulai
            proyek  pengiriman  mahasiswa  ke  luar  negeri  pada  1952.  Karena  program  ini
            berdasarkan  atas  Peraturan  Pemerintah  no.  32,  maka  mahasiswa  ini  disebut
            “Kelompok 32”. Antara 1952 dan 1957, 85 orang dikirim ke Jepang melalui program



                                             178
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192