Page 184 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 184
HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH
Tidak lama kemudian Kantor Perwakiran Pemerintah Indonesia sebentar
lagi mendapat tanah di Gotanda, tempat KBRI sekarang dan pindah ke sana.
Notohatiyanto dan Mijnarends juga berlanjut bekerja di situ. Tetapi menurut orang
Indonesia yang masih tinggal di Jepang pada saat itu Sudjono tidak suka dengan
9
Notohadiyanto karena dia dulu kerja sama dengan Belanda. Status Sudjono agak
tidak jelas meskipun diberi jabatan duta besar. Dikatakan bahwa Sudjono tidak
diperlakukan sebagai duta besar oleh korps diplomatik dan mengeluhkan hal itu
10
kepada menteri Luar Negeri.
(2) Konferensi San Fransisco (September 1951) dan Menuju ke Kemerdekaan
Jepang
Meskipun Indonesia sudah lebih dulu mendapatkan kemerdekaan penuh
pada Desember 1949, Jepang masih diduduki dan dijajah Tentara Sekutu. Tetapi
tidak lama kemudian muncul gagasan untuk mengadakan konferensi perdamaian
antara negara-negara Sekutu dan Jepang dan mengakhiri pendudukan Tentara
Sekutu. Gagasan yang diprakarsa oleh Amerika Serikat ini baru direalisasikan pada
September 1951.
Indonesia juga diundang sebagai negara yang pernah diduduki oleh Jepang.
Tetapi Indonesia ragu-ragu, karena negara-negara komunis seperti Uni Soviet,
Tiongkok, Korea Utara, dan Vietnam Utara tidak diundang ke konferensi itu.
Indonesa sebagai negara yang netral, tidak bisa menerima konferensi yang sifatnya
seperti itu. Di lain pihak kalau memikirkan peranan dulu diambil Amerika Serikat di
PBB untuk membantu Indonesia merdeka, Indonesia tidak bisa menolak
undangannya begitu saja.
Tanpa keputusan yang jelas apakah pantas dikirim rombongan atau tidak,
rombongan yang dikepalai oleh Menteri Luar Negeri Subardjo tiba di San Francisco
pada akhir bulan Agustus 1951. Raden Sudjono juga ikut ke San Fransisko dalam
rombongan itu. Tetapi belum cukup dibahas apakah Indonesia ikut tanda tangan
perjanjian yang disepakati dalam konferensi itu. Tetapi pemerintah Indonesia
tergesa-gesa memutuskan bahwa Indonesia akan tanda tangan kalau sudah dikasih
jaminan pembayaran pampasan perang dari pemerintah Jepang. Karena itu
Subardjo berunding dengan Perdana Menteri Yoshida di San Fransisco dan berhasil
dapat kepastiannya tentang pembayaran pampasan. Pada tanggal 6 September
Partai Masyumi yang merupakan salah satu partai inti pemerintah memutuskan
boleh menandatangi, sedangkan Partai Nasional Indonesia yang juga merupakan
partai pemerintah menolak hal itu pada hari selanjutnya. Namun pada rapat
175