Page 189 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 189

HUBUNGAN INDONESIA-JEPANG
                                          1945-1958

            pembayaran  pampasan  perang  yang  dianggap  syarat  utama  untuk  membentuk
            hubungan diplomatik.
                    Pada waktu Jepang menyerah kepada Sekutu semua bangsa Jepang tanpa
            kecuali  diwajibkan  pulang  ke  negerinya,  jadi  repatriasi  secara  total.  Tetapi
            kenyataannya  banyak  juga  yang menolak  repatriasi  dan melarikan  diri  dari kamp
            konsentrasi.  Pelari  dari  kamp  bukan  hanya  prajurit  tetapi  juga  ada  sipil.  Mereka
            pada umumnya disebut deserter.

            (1)  Alasan/Motivasi Melarikan Diri

                    Alasan  melarikan  diri  deserter  macam-macam.  Antaranya  ada  sebagian
            yang  maksud  pertamanya  untuk  menggabungkan  diri  dengan  tentara  Indonesia.
            Sebagian  dari  mereka  adalah  yang  diculik  oleh  mantan  “giyūgun”  yang  pernah
            dilatih kemudian diajak bergabung dengan pasukan Indonesia. Juga ada sebagian
            kecil  yang  sungguh-sungguh  ingin  berjuang  untuk  kemerdekaan  Indonesia  yang
            sudah  lama  dijanjikan  oleh  pemerintah  Jepang.  Antaranya  ada  yang  terkenal
            seperti Tomegorō Yoshizumi dan Tatsuo Ichiki Keduanya tinggal di Indonesia sejak
            zaman Belanda dan banyak bergaul dengan kaum nasionalis.
                    Boleh dikatakan banyak juga prajurit Jepang yang mempunyai rasa simpati
            pada  kemerdekaan  Indonesia.  Mereka  dididik  dan  diindoktrinasi  bahwa  tentara
            Jepang menduduki dan menjajah Asia Timur Raya untuk membebaskan bangsa Asia
            dari belenggu Barat. Artinya prajurit dan sipil Jepang itu pada umumnya percaya
            mereka menjalankan tugas yang luhur di Indonesia. Memang prajurit Jepang ada
            yang  sifatnya  sangat  kejam  dan  sombong  sehingga  banyak  orang  Jepang  yang
            dituduh  sebagai  penjajahat  perang.  Sikap  itu  berasal  dari  rasa  superiority  orang
            Jepang sebagai “saudara tua”.
                    Pada waktu Jepang kalah mereka menyadari bahwa tujuan mereka sudah
            tidak bisa terealisasi. Mereka bingung kehilangan semangat dan cita-cita, lalu putus
            asa.  Sebagian  menutuskan  ikut  tentara  Indonesia  dan  meneruskan  perjuangan
            melawam Belanda, musuh mereka.
                    Tetapi  alasan  melarikan  diri  yang  terbanyak  adalah  karena  sudah  ada
                 22
            pacar  di  Indonesia.  Selama  menduduki  Indonesia  memang  banyak  juga  prajurit
            dan  sipil  Jepang  yang  jatuh  cinta  dengan  wanita  Indonesia,  tetapi  mayoritasnya
            membiarkan pacar dan memilih repatriasi ke Jepang. Ada juga sebagian kecil yang
            diberi kesempatan untuk melegalisasi perkawinan dengan bantuan tentara Inggris
            dan diizinkan membawa isteri pulang ke Jepang. Tetapi itu barulah sebagian kecil





                                             180
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194