Page 193 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 193
HUBUNGAN INDONESIA-JEPANG
1945-1958
Tengah dan Selatan, kurang lebih 45 orang di Jawa Barat, kurang lebih 10 orang di
30
Jawa Tengah, kurang lebih 30 orang di Jawa Timur.
Pada Maret 1953 Kabinet Indonesia sepakat memutuskan untuk
memulangkan semua orang Jepang. Alasannya lebih baik menghapuskan memori
tentang zaman Jepang. Lalu keputusan ini disampaikan kepada Konjen Jepang.
Mereka ditawarkan kesempatan untuk pulang ke Jepang secara gratis. Kurang lebih
60 orang, mayoritas masih bujang, menerima tawaran ini dan pulang ke Jepang.
31
Tetapi yang lain menolak.
Departemen Luar Negeri Indonesia mengambil sikap keras untuk
melaksanakan keputusan ini. Deserter di Sumatera mendirikan “Gabungan Orang
Nippon” di Medan yang terdiri dari 134 anggota dan dikepalai oleh Masaharu Ishi’i .
Mereka memajukan permohonan agar mereka diizinkan tinggal di Indonesia.
32
Pihak Konjen Jepang juga berusaha membela kepentingan mereka. Pemerintah
Jepang berpendapat bahwa yang sudah berkeluarga mesti diizinkan menetap di
Indonesia, dan mengadakan negosiasi dengan pemerintah Indonesia.
Di Tokyo juga Dirjen Biro Asia Deplu menyaampaikan permintaan agar
deserter diberi hak tinggal selama lamanya itu kepada Konjen Zainal Abidin pada 24
33
Marete 1953. Tetapi pihak Indonesia mengatakan bahwa tidak ada undang
undang di Indonesia mengenai naturalisasi. Upaya pemerintah Indonesia
memulangkan orang Jepang secara paksa lebih kuat di Aceh dan Sematera Utara.
Ada rumor bahwa sebagian orang Jepang ikut pemberontakan Daud Beureuh di
Aceh. Ada informasi bahwa ada juga yang bergabung dengan Darul Islam di Jawa
Barat.
34
Mulai 1957 deserter harus bayar foreingners’ tax. Jenderal Gatot Subroto
merasa kasihan kepada mereka yang dulu ikut membantu perjuangan Indonesia
dan memberikan setifikat kepada mereka pada bulan Agustus 1957 untuk
membuktikan bahwa orang Jepang tersebut ikut berjuang dalam perang
kemerdekaan. Dibuat pula peraturan baru bahwa yang bertugas di TNI lebih dari 2
tahun berhak menuntut warganegara Indonesia 35 . Tetapi untuk menjadi
warganegara Indonesia sulit dan hanya sedikit yang berhasil mendapatnya.
Akhirnya Presiden Sukarno membuat keputusan istimewa pada 1963 untuk
memberi kewarganegaraan kepada semua deserter yang menginginkannya. Di
belakang keputusan ini ada upaya oleh Duta Besar Jepang Furu’ichi dan Ratna Sari
Dewi, isteri Bung Karno dari Jepang.
36
184