Page 197 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 197

HUBUNGAN INDONESIA-JEPANG
                                          1945-1958

                    Sedangkan  di  Jepang  mucul  pertanyaan,  mengapa  pemerintah  Jepang
            diwajibkan membayar pampasan perang ke Indonesia karena mereka mengangap
            Jepang  tidak  berperang  melawan  Indonesia  dan  justeru  sebaliknya  berminat
            memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
                    Di  dalam  Kementerian  Luar  Negeri  Jepang  pun  juga  ada  suara  yang
            cenderung  menentang  pembayaran  pampasan  perang  tersebut.  Ei’ichi  Wajima,
            pejabat  tinggi  Kemenetrian  Luar  Negeri  Jepang  yang  bertangung  jawab  atas
            masalah  pampasan  juga  ragu  ragu  melaksanakan  kewajiban  Jepang  yang
            ditentukan  oleh  Perjanjian  San  Fransisico  ini.  Rasa  keberatan  juga muncul  dalam
            masyarakat dan parlemen Jepang.
                    Oleh karena sikap dan pandangan Jepang yang demikian dan juga karena
            jumlah tuntutan Indonesia yang melampaui kekuataan ekonomi Jepang pada masa
            itu,  negosiasi  untuk  pampasan  mula  mula  mengalami  kesulitan.  Tetapi  lama
            kelamaan  dunia  pengusaha  Jepang  mulai  menyadari  bahwa  penyelesaian
            pampasan  perang  dan  pembukaan  hubungan  diplomasi  yang  cepat
            menguntungkan pembangunan ekonomi Jepang.
                    Pada tahun 1954 Menteri Luar Negari Okazaki mengeluarkan ucapan yang
            senada itu dalam ceramah yang diberikan untuk kaum pengusaha di Osaka. Untuk
            meyakinkan  kaum  pengusaha  agar  menyetujui  pembayaran  pampasan,  beliau
            mengatakan  bahwa  pampasan  itu  jangan  dipandang  sebagai  kewajiban  (duty)
            tetapi sebagai kesempatan baik untuk mengambil untung dari pembangunan yang
            sedang berjalan di negara-negara Asia Tenggara.
                                                    40
                    Ucapan  itu  sangat  menyakitkan  hati  bangsa  Indonesia  karena  dianggap
            mencerminkan  maksud  tersembunyi  di  belakang  pembayaran  pampasan  perang
            dan isu itu diambil dalam sidang parlemen Indonesia. Koran Harian Umum menulis
                                                                          41
            bahwa  ucapan itu mencerminkan  sifat  Jepang  sebagai  penyerbu  agressif.  Meski
            Ei’ichi  Wajima,  wakil  pemerintah  Jepang  yang  ada  di  Indonesia  untuk  negosiasi
            pampasan,  meminta  maaf  kepada  pemerintah  Indonesia,  tetapi  kasus  ini
            menimbulkan kemarahan besar masyarakat Indonesia. Akibatnya Okazaki dipanggil
            oleh  parlemen  Jepang  untuk  menjelaskan  ucapannya  yang  telah  menimbulkan
            kemarahan bangsa Indonesia itu.
                    Pengertian  bahwa  pembayaran  pampasan bisa  bermanfat  untuk  bangkit
                                                                               42
            kembali  ekonomi  Jepang  dimiliki  oleh  banyak  orang  sebagai  pikiran  alternatif.
            Anggapan itulah yang akhirnya mendorongkan Jepang ke pembayaran pampasan.
                                                                               43
            Manurut  kalkulasi  Jepang  mereka  bisa mengambil  keuntungan  dari  pampasan.
            Sejak itu para elite dunia usaha Jepang mulai ikut campur tangan dalam negosiasi
            antara  kedua  negara.  Pihak Indonesia  sangat  berhati  hati terhadap ambisi  dunia



                                             188
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202