Page 62 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 62
HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH
terkalahkan dan telah menjajah bumi Nusantara sekian lama itu kini telah
dikalahkan oleh pasukan kate berkulit kuning.
Pada bulan April 1942, wilayah Kekaisaran Jepang membengkak.
Armadanya boleh dikatakan tidak tersentuh dan moril militer maupun penduduk
sipilnyapun meroket karena kemenangan yang terus-menerus. Terpengaruh oleh
penampilan buruk Amerika dan sekutu-sekutunya yang kelihatan lemah pada awal
Perang Pasifik, orang Jepang menjadi angkuh dan melebih-lebihkan kemampuan
ofensifnya. Mereka kemudian berusaha melakukan ekspansi lebih ke timur, yang
membuat pasukannya tersebar serta mengundang masalah yang tidak terpecahkan
akibat keterbatasan ekonomi dan kekuatan militer Jepang.
Sebelum pecahnya Perang Pasifik, Laksamana Yamamoto telah
meramalkan, “Apabila kita diperintahkan memerangi Amerika Serikat, kita mungkin
dapat meraih sebuah kemenangan dengan mudah dan mempertahankannya
selama enam bulan atau satu tahun. Namun, pada tahun kedua Amerika akan
meningkatkan kekuatannya dan akan menjadi sangat sulit bagi kita untuk
berperang demi meraih kemenangan akhir.” 137 Kekhawatiran Yamamoto segera
menjadi menjadi kenyataan dan datang lebih cepat daripada perkiraannya: hanya
sekitar tiga bulan setelah menyerahnya Hindia Belanda, ekspansi Jepang telah
dihentikan oleh Amerika Serikat dalam pertempuran di Midway dan Guadalcanal.
Setelah itu, kemaharajaan yang berhasil diperoleh Jepang pada awal Perang Pasifik
secara perlahan-lahan menyusut ketika pihak Sekutu yang dimotori oleh Amerika
Serikat melakukan serangan balik menuju jantung Negara Matahari Terbit itu.
Hindia Belanda sendiri, yang kini telah disebut Indonesia, ternyata tidak
mampu mencukupi kebutuhan Jepang akan sumber mineral guna menghidupkan
mesin perang dan industrinya. Instalasi-instalasi minyak yang dirusak oleh Belanda
ternyata memerlukan waktu yang lebih lama dari perkiraan Jepang untuk
diperbaiki, dan penyedotan bahan mentahnya mengalami kendala karena Jepang
kekurangan insinyur yang terampil maupun peralatan. Namun, yang lebih parah,
Jepang kekurangan sarana transportasi laut. Inilah kelemahan utama Jepang,
sesuatu yang mengagetkan karena mereka, seperti Inggris, adalah sebuah negara
kepulauan yang tergantung pada impor bahan mentah. Tanpa armada kapal
dagang yang memadai, sangat sulit bagi Jepang untuk bertahan hidup dalam
perang. Apalagi ketika Amerika melancarkan perang kapal selam tidak terbatas
terhadap mereka, yang membuat Jepang kehilangan lebih dari 1.150.000 ton—dari
138
5.296.000 ton—kapal dagang hanya pada tahun pertama perang.
Sekalipun demikian, selama sisa Perang Pasifik sendiri hanya ada sedikit
perlawanan terhadap kekuasaan Jepang di Indonesia: pasukan Sparrow (terdiri atas
53