Page 61 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 61
BANZAI!
OPERASI MILITER JEPANG UNTUK MENGUASAI INDONESIA
menjaga keamanan dan ketertiban di dalam negeri. Dari fakta ini, tampaklah
betapa KNIL tidak dipersiapkan untuk berperang melawan penyerbu dari luar.
Mereka tidak lebih dari sekadar tentara polisi yang tidak pernah sungguh-sungguh
diorganisasi, diperlengkapi, dipersenjatai, dan dilatih untuk berperang. Maka,
tidaklah mengherankan jika pasukan KNIL kemudian tidak mampu berbuat banyak
dalam membendung penyerbuan Jepang. 134 Ketika Belanda kemudian berusaha
memodernisasi KNIL dengan meningkatkan anggaran pertahanannya di Hindia
Belanda hingga 80 persen, mereka terkendala oleh keengganan Amerika maupun
Inggris untuk menjual senjata dan perlengkapan militer karena diperlukan bagi
pasukan sendiri. Akibatnya, sekalipun di atas kertas Belanda memiliki 122.600
orang prajurit, tetapi kebanyakan tidak terlatih dan tidak pula dapat diandalkan
kesetiaannya. Sementara itu sebagian besar dari ke-275 pesawat terbang dan
135
armada laut pendukungnya sudah using pula.
Menyadari kerentanan pasukannya yang sedang berada dalam tahap
reorganisasi ini, Belanda sangat mengandalkan dan berharap semoga benteng
pertahanan Inggris di Singapura dan Amerika di Filipina dapat menahan ancaman
serangan Jepang ke Hindia Belanda. Tetapi sayang, Sekutu lebih memprioritaskan
pertahanan terhadap ancaman Jerman Nazi, sebagaimana dengan strategi
“Germany First” yang dicanangkan oleh Presiden Franklin D. Roosevelt dari
Amerika Serikat dan Perdana Menteri Winston S. Churchill dari Inggris.
136
Terlepas dari berbagai kekurangan Sekutu, secara militer tentara Jepang
pada tahun 1941 hingga awal 1942 boleh dikatakan sebuah mesin pembunuh yang
menakutkan, yang sangat menekankan pertempuran satu lawan satu, serangan
dengan bayonet, pertempuran malam, dan keagresifan untuk menjalankan
tugasnya. Pasukan ini menimbulkan kekacauan di antara pasukan kolonial Belanda
dan Inggris, karena kelompok kedua ini tidak memiliki kemampuan tempur dan
dedikasi terhadap tugas yang serupa seperti yang dimiliki oleh pasukan Jepang.
Kurangnya daya gempur pasukan Jepang—sebagaimana dilihat dari usangnya
senjata mereka—bukanlah sebuah faktor yang penting, karena pasukan kolonial
sendiri tidak memiliki persenjataan dan daya gempur yang baik. Namun,
dihadapkan dengan sebuah tentara yang memiliki daya gempur yang lebih ampuh
seperti Tentara Merah atau Marinir AS, unit-unit Jepang dimusnahkan. Mereka
memang lebih superior saat menghadapi pasukan Asia atau pasukan kolonial,
tetapi lebih inferior dalam menghadapi pasukan Barat.
Kemenangan militer Jepang sendiri sangat mengesankan bagi bangsa
Indonesia, terutama ketika pasukan Jepang secara sengaja mempermalukan orang
Belanda di hadapan penduduk bumiputera. Bangsa kulit putih yang tidak
52