Page 66 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 66
HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH
98 War Department Technical Manual Tm-E 30-480. (1994). Handbook On Japanese Military
Forces. Washington, D.C.: United States Government Printing Office. hlm. 326–330.
99 Spencer C. Tucker (peny.). (2012). World War II at Sea: An Ecyclopedia. Santa Barbara:
ABC-CLIO, LLC. hlm. 444.
100 Bradley, Op.cit., hlm. 7.
101 Ibid.
102 Ibid, hlm. 7–8.
103 Parish, H. Carroll, dan Koichi Kawana. (1986). Jepang Tersulut Perang, terj. A.
Widyamartaya. Jakarta: PT Tira Pustaka. hlm. 125.
104 Ibid, hlm. 77. Tamparan sendiri adalah bentuk ringan dari hukuman fisik dalam militer
Jepang. Saburo Sakai, seorang ace pilot Angkatan Laut Jepang, menceritakan bagaimana
bokongnya dihajar keras-keras dengan pentung kayu besar sebanyak 40 kali sebagai tindak
pendisiplinan; di waktu lain, apabila seorang peserta latihan militer melakukan kesalahan
maka semua rekan sekompinya ditampar satu kali oleh perwira instruktur atau bawahannya.
Lihat Parish, Op.cit., hlm. 128.
105 Dilley, Op.cit., hlm. 11–12.
106 Kebencian terhadap orang Cina sendiri diajarkan sejak dini kepada anak-anak Jepang oleh
rezim militer Jepang. Ketika seorang anak sekolah di Honshu utara menangis tersedu-sedu
saat diperintahkan menyayat seekor katak, gurunya menampar kepalanya dengan keras dan
menghardiknya: “Mengapa engkau menangisi seekor katak hina? Bila engkau besar kelak,
engkau harus membunuh 100 atau 200 orang Cina.” Parish, Op.cit., hlm. 123. Tidaklah
mengherankan apabila pengajaran kekerasan seperti itu kemudian mendorong berbagai aksi
pembantaian terhadap penduduk sipil maupun tawanan perang seperti dalam peristiwa
“Rape of Nanking” selama perang di Cina maupun kejahatan perang lainnya selama Perang
Pasifik
107 Walter Zapotoczny Jr., “The Road to Nanking”, diakses dari
http://warfarehistorynetwork.com/daily/wwii/the-road-to-nanking/, 5 Juli 2018.
108 War Department Technical Manual Tm-E 30-480. (1944). Handbook On Japanese Military
Forces. Washington, D.C.: United States Government Printing Office. hlm. 5.
109 Dilley, Op.cit., hlm. 7.
110 Rottman, Op.cit., hlm. 19.
111 Parish, Op.cit., hlm. 40.
112 Oktorino (3), Op.cit., hlm. 89.
113 Ibid, hlm. 70 dan 90.
114 Kennedy, Op.cit., hlm. 63.
115 The War History Office. Op.cit., hlm. 176–178.
116 Oktorino (3), Op.cit., hlm. 73.
117 Ibid, hlm. 94–103.
118 Untuk mengetahui rincian tentang pertempuran di Sulawesi Utara, lihat Oktorino (2),
Op.cit.
119 Oktorino (3), Op.cit., hlm. 114.
120 Ibid, hlm. 115–120.
121 The War History Office. Op.cit., hlm. 373.
122 Rottman dan Takizawa, Op.cit., hlm. 25–26.
123 Bradley, Op.cit., hlm. 86.
57