Page 69 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 69

MENEMUKAN IDENTITAS MELALUI PROPAGANDA
                       SENI RUPA INDONESIA DI ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG

                    Indonesia used the institutions to train new, young talent, while
                    introducing  Indonesian  paintings  to  public  at  large.  Painting,
                    which  was  undergoing  changes  (with  the  emergence  of
                    Indonesian modernism) immediately, experienced a new type of
                                                             1
                    observation based on totally different point of view.

                    Kritikus  dan  akademikus  seni  Sanento  Yuliman  (1976)  dalam  Seni  Lukis
            Indonesia Baru: Sebuah Pengantar, mengklasifikasi zaman Jepang ke dalam “masa
            kedua” (1940-1960) secukupnya. Sanento menilai bahwa pada zaman itu, pelukis-
            pelukis Indonesia berhadapan dengan keadaan baru. Dengan mengutip pimpinan
            tertinggi Keimin Bunka Shidosho (1943), Sanento mengungkapkan:

                    Pemerintah  militer  Jepang  dalam  usaha  “membangunkan
                    kebudayaan Timur” untuk “memajukan bangsa Asia Timur Raya”
                    memandang  perlu  untuk  mengerahkan  para  budayawan  dan
                    seniman  untuk  “mencapai  kemenangan  terakhir  dalam
                                                  2
                    peperangan.  Maka  pada  tahun  1945  didirikanlah  Keimin  Bunka
                    Shidosho  (Pusat  Kebudayaan)  yang  menyediakan  sarana  untuk
                    kegiatan  kesenian.  Para  pelukis  Indonesia  memanfaatkan
                    kesempatan ini untuk melatih diri dan melatih bakat-bakat muda,
                    sekaligus  untuk  memperkenalkan  seni  lukis  baru  kepada
                                 3
                    masyarakat luas.


















                                Berita Pameran Kartono Yudhokusumo.
                                  Sumber: Koleksi Aminudin Siregar


                                             60
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74