Page 95 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 95
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pemuda menyerahkan teks proklamasi ketikan itu kepada Mohammad
Syafei dan mendesaknya mengambil tindakan tegas dan tepat. Secara
pribadi, Mohammad Syafei ternyata tidak berani mengambil sikap yang
tegas sebagaimana diminta pemuda, sehingga dia mengajak dr.
Rasyidin dan Khatib Sulaiman untuk rapat guna merespon desakan
pemuda tersebut. Pada rapat yang diadakan di Padangpanjang tanggal
19 malam itu diputuskan untuk memperbanyak (dengan cara mengetik
berita proklamasi tersebut) dan menyebarluaskannya ke seluruh
Sumatera Barat.
Berbeda dengan situasi di Bukittinggi, di kota Padang para
pemuda langsung menjadi pelaku utama penyebarluasan berita
proklamasi. Berita proklamasi yang diterima oleh Aladin segera
disampaikan kepada Yahya Latif dan selanjutnya kepada Arifin Alif, Sidi
Bakaruddin, Ismael Lengah dan sejumlah pemuda yang lain. Pada
tanggal 18 Agustus dua kelompok pemuda mengadakan pertemuan di
Sawahan dan Alang Laweh. Pada pertemuan tersebut disepakati untuk
menyebarluaskan berita proklamasi ke khlayak ramai dengan segera,
tetapi harus dengan cara sembunyi-sembunyi.
Merespon hasil keputusan dua kelompok pemuda di atas,
tanggal 19 Agustus para pemuda dalam jumlah yang lebih banyak (juga
dihadiri oleh tokoh-tokoh pemuda Padang) mengadakan pertemuan di
Pasa Gadang. Pada pertemuan itu diputuskan untuk memperbanyak
berita proklamasi, menyebaluaskannya kepada masyarakat dan
memikirkan langkah-langkah yang tepat untuk menegakan merah putih.
Tidak itu saja, pada pertemuan tersebut para pemuda bahkan telah
merancang langkah-langkah yang akan ditempuh guna mengambilalih
kekuasaan dari tangan Jepang. Segera setelah pertemuan itu, seorang
pemuda yang bernama Yahya Jalil ―nekad‖ menemui Shu Chokan
Sumatera Barat yang bernama Yano Kenzo dan telah berbicara ―dari
hati ke hati‖ mengenai pengalihan kekuasaan dengan penguasa itu.
Para pemuda juga bersikap agresif dalam pengalihan kekuasaan.
Sikap ini terlihat dari rapat pemuda yang diadakan tanggal 25 Agustus
di Pasa Gadang. Dalam rapat tersebut para pemuda menegaskan bahwa
kemerdekaan tanpa pemerintahan adalah tidak mungkin, sehubungan
dengan itu kekuasaan harus dengan segera diambilalih dari tangan
Jepang. Posisi Yano Kenzo harus dialihkan kepada pemimpin republik,
yang dalam rapat itu para pemuda mempercayakannya kepada
83