Page 97 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 97
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
sekolah lanjutan yang umurnya masih belasan tahun. Beberapa
peristiwa penaikan bendera yang menegangkan dan sangat heroik
terjadi di halaman kantor PTT (22 Agustus), di depan markas kepolisian,
serta di atap kantor pemerintahan militer (29 Agustus). Dibutuhkan
keberanian yang luar biasa dan kiat yang tepat untuk menaikan bendera
di titik-titik simbol supremasi pemerintahan bala tentara Jepang di kota
itu. Dan itu dilakukan dengan sukses oleh para pemuda.
Keberhasilan penaikan bendera di kantor pemuda serta di tiga
simbol pemerintahan Jepang tersebut memicu semangat warga kota
untuk menaikan bendera di seantero kota Padang. Walaupun demikian,
pada saat-saat tertentu tentara Jepang menurunkan bendera yang
tengah berkibar. Namun segera setelah mereka berlalu, warga kota
menaikannya kembali.
Peran historis lain pemuda Padang di awal revolusi adalah
keputusan mereka untuk membentuk organisasi yang dinamakan BPPI
(Balai Penerangan Pemuda Indonesia). Sesuai dengan namanya,
pembentukan BPPI ditujukan sebagai lembaga pemberi informasi dan
penjelasan kepada warga yang membutuhkan keterangan tentang
proklamasi. Karena itu, lembaga ini sangat aktif dalam menyebarluaskan
berita proklamasi serta ikut serta dalam penaikan bendera merah putih.
Namun, pembentukan lembaga ini sesungguhnya memiliki arti yang
sangat dalam. Melalui lembaga ini para pemuda Padang dihimpun ke
dalam satu wadah sehingga suara, sikap dan tekad serta dukungan
mereka terhadap republik bisa disatukan. Tujuan ini ternyata sangat
bermanfaat pada hari-hari pertama era revolusi.
Segera setelah berhimpunnya para pemuda ke dalam suatu
wadah, maka aksi dan respon mereka terhadap kemerdekaan semakin
tegas. Di samping berperan besar dalam penaikan bendera merah putih,
para pemuda juga punya peran penting dalam pengambilalihan
sejumlah perusahaan Jepang dan jawatan pemerintahan yang masih
dijaga bala tentara Dai Nippon, seperti perusahaan angkutan Tomizama
Indosha, kilang rokok Kyodo Tobacco, perusahaan tenun/pemintalan
benang Nichemen, Jawatan Kereta Api, Sekolah Tehnik Simpang Haru,
Studio Radio Simpang Haru, Kantor PTT, dan lain sebagainya. Tidak
sampai di situ saja, para pemuda bahkan menulis ―Hak Milik Republik
Indonesia‖ pada gedung-gedung yang mereka ambil alih itu.
85