Page 65 - EBook Sosiologi XII Febrian Ika Lestari
P. 65
Modul Pembelajaran Sosiologi_SMA BSS XII
Marx adalah tokoh konflik pertama yang memandang bahwa kapitalisme
akan memperuncing perbedaan kelas antarindividu. Ia menganggap bahwa
individu yang mempunyai tenaga (kaum borjuis) yang mampu menguasai alat
produksi. Sedangkan menurut Lewis Coser, konflik adalah suatu perjuangan
mengenai nilai serta tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang
bersifat langka. Tujuannya untuk menetralkan atau melenyapkan pihak lawan.
g. Teori Pertumbuhan Neoklasik
Teori ini dilahirkan oleh Douglas C. North, yang memunculkan prediksi
tentang hubungan antara tingkat pembangunan ekonomi nasional suatu negara
dengan ketimpangan pembangunan antar wilayah. Teori neoklasik beranggapan
bahwa mobilitas faktor produksi, baik modal maupun tenaga kerja, pada awal
proses pembangunan. Hal ini berakibat modal dan tenaga kerja meluas, namun
apabila proses pembangunan terus berlanjut dengan main baiknya sarana dan
prasarana komunikasi, mobilitas mdal dan tenaga kerja akan semakin lancar.
Dengan demikian, nantinya setelah negara menjadi maju, ketimpangan
pembangunan regional akan berkurang. Anggapan-anggapan ini kemudian
dikenal sebagai Hipotesis Neoklasik (Sjafrizal, 2008).
3. Bentuk-bentuk Ketimpangan Sosial
Ketimpangan sosial terjadi karena beberapa faktor dan mengakibatkan berbagai
macam dampak, terutama di bidang ekonomi, politik, dan budaya. Terdapat lima
macam bentuk ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat, di antaranya sebagai
berikut.
a) Ketimpangan antara desa dan kota.
Ketimpangan sosial yang terjadi antara desa dan kota ternyata disebabkan
oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kondisi geografi dan tipologi desa
yang kurang menguntungkan. Hal ini menyebabkan mata pencaharian
masyarakat desa tidak memiliki banyak alternatif (pilihan) seperti di perkotaan.
b) Ketimpangan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan berperan dalam pembangunan masyarakat, terutama di bidang
sumber daya manusia. Dengan pendidikan, seorang individu dapat meningkatkan
status sosial dan kesejahteraan hidupnya. Sayangnya, tidak semua masyarakat
bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas.
c) Ketimpangan ekonomi antargolongan di masyarakat.
Ketidakmerataan pembangunan antardaerah menyebabkan beberapa
masyarakat masih sangat sulit untuk mendapatkan pelayanan dasar, seperti
pendidikan, kesehatan, air bersih, dan sanitasi. Nah, seperti yang sudah dijelaskan
di poin sebelumnya, pendidikan mempengaruhi kualitas diri seseorang, baik dari
segi wawasan maupun keterampilan. Masyarakat yang kurang terampil akan
terjebak pada pekerjaan yang upahnya rendah. Akibatnya, mereka tidak bisa
memperoleh hidup yang layak.
6
4