Page 123 - Buku Kajian Pemantauan UU ITE
P. 123

Bareskrim  Polri  juga  mengatakan  bahwa  masih  terdapat  beberapa  kasus
                        kebocoran data yang disebabkan karena tidak adanya prosedur pengamanan data, tidak
                        dipatuhinya prosedur pengamanan data, tidak dipatuhinya secara konsisten oleh user
                        terkait SOP pengamanan data, dan sistem tidak memiliki/menyimpan log identifikasi
                        aktivitas berbahaya dan masing-masing pengguna, serta kurangnya SDM terkait dengan
                        kemampuan keamanan jaringan dan perangkat.

                             Terkait hal tersebut, guna menyelesaikan isu-isu yang disampaikan oleh beberapa
                        stakeholder  terkait  hambatan  sarana  dan  prasarana  dalam  pelaksanaan  kewajiban
                        melindungi informasi elektronik terutama mengenai kebocoran data yaitu jika dikaitkan
                        dengan tingkat payung hukumnya adalah dengan pembuatan regulasi hukum terkait
                        Perlindungan  Data  Pribadi  oleh  DPR  dan  Pemerintah  yang  berwenang,  Rancangan
                        Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi telah masuk ke dalam Prolegnas Tahun 2021
                        no urut 116 yang diusulkan oleh Pemerintah, dan saat ini tahapan pembuatannya masih
                        dalam tahap Pembicaraan Tingkat I (pertama) melalui Panja Komisi I. Lalu terkait hal-hal
                        teknis,  instansi/kementerian  yang  berwenang  perlu  menyediakan  teknologi  yang
                        mendukung  perlindungan  data  pribadi  serta  menambah  SDM  yang  bertugas  terkait
                        dengan  pengawasan  dalam  keamanan  jaringan  dan  perangkat.  Hal-hal  tersebut
                        merupakan upaya untuk menekan jumlah kasus terjadinya kebocoran data yang terjadi.


               D.    ASPEK BUDAYA HUKUM

                          Hasil kajian dan evaluasi UU ITE berdasarkan pelaksanaannya, ditinjau dari budaya
                     hukum, maka ditemukan potensi permasalahan yang telah dianalisis sebagai berikut:

                     1. Pemahaman dan Edukasi Dalam Implementasi UU ITE

                             Munculnya revolusi teknologi informasi dewasa ini dan masa depan tidak hanya
                        membawa  dampak  pada  perkembangan  teknologi  itu  sendiri,  akan  tetapi  juga  akan
                        mempengaruhi  aspek  kehidupan  lain  seperti  agama,  kebudayaan,  sosial,  politik,
                        kehidupan pribadi, masyarakat bahkan bangsa dan negara. Jaringan informasi global
                        atau internet saat ini telah menjadi salah satu sarana untuk melakukan kejahatan baik
                        domestik maupun internasional. Internet menjadi medium bagi pelaku kejahatan untuk
                        melakukan kejahatan dengan sifatnya yang mondial, internasional dan melampaui batas
                        ataupun kedaulatan suatu negara. Semua ini menjadi motif dan modus operandi yang
                        amat menarik bagi para penjahat digital. Secara normatif, dengan dibentuknya UU ITE
                        sebagai aturan baru yang berlaku dan semua penduduk dianggap telah mengetahui.
                        Sebagai  sebuah  produk  hukum  dari  kekuasaan  negara,  UU  ITE  mempunyai  fungsi
                        sebagai  alat  kontrol  negara  terhadap  ITE  yang  bebas.  Proses  dalam  menjalankan
                        fungsinya tersebut akan terus berlangsung secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
                        dalam realitanya.
                             Munculnya revolusi teknologi informasi dewasa ini dan masa depan tidak hanya
                        membawa  dampak  pada  perkembangan  teknologi  itu  sendiri,  akan  tetapi  juga  akan
                        mempengaruhi  aspek  kehidupan  lain  seperti  agama,  kebudayaan,  sosial,  politik,
                        kehidupan pribadi, masyarakat bahkan bangsa dan negara. Jaringan informasi global
                        atau internet saat ini telah menjadi salah satu sarana untuk melakukan kejahatan baik
                        domestik maupun internasional. Internet menjadi medium bagi pelaku kejahatan untuk
                        melakukan kejahatan dengan sifatnya yang mondial, internasional dan melampaui batas
                        ataupun kedaulatan suatu negara. Semua ini menjadi motif dan modus operandi yang

            Kajian dan Evaluasi Pemantauan Pelaksanaan
            Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Sebagaimana Telah Diubah Dengan …

            Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang Badan Keahlian, Sekretariat Jenderal DPR RI    101
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128