Page 122 - Buku Kajian Pemantauan UU ITE
P. 122

tindak pidana siber juga hendaknya dilaksanakan untuk APH lainnya, seperti Jaksa dan
                        Hakim yang belum memiliki satuan unit khusus yang menangani kejahatan dunia maya
                        sehingga  diperlukan  pelatihan  agar  memiliki  kesamaan  persepsi  dalam  melakukan
                        penanganan  terhadap  kejahatan  siber.  Jaksa  dan  Hakim  yang  memahami  mengenai
                        tindak pidana siber sangat dibutuhkan seiring dengan perkembangan tindak pidana ITE
                        yang semakin banyak terjadi di masyarakat yang akibatnya dapat meluas. Kurangnya
                        sarana dan prasarana dalam penegakan hukum tindak pidana siber, sangat berpengaruh
                        terhadap kinerja APH dalam menghadapi hightech crimes sehingga dapat menciptakan
                        ruang siber yang bersih dan aman.


                     2. Hambatan Pelaksanaan Kewajiban Melindungi Informasi Elektronik

                             Pasal  16  UU  ITE  mengatur  tentang  ketentuan  persyaratan  minimum  setiap
                        penyelenggara sistem elektronik dalam mengoperasikan sistem elektronik dimana para
                                                                                            21
                        penyelenggara sistem elektronik berkewajiban untuk, sebagai berikut:
                             a.  “dapat  menampilkan  kembali  informasi  elektronik  dan/atau  dokumen
                                elektronik secara utuh sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan dengan
                                Peraturan Perundang-undangan;
                             b.  dapat  melindungi  ketersediaan,  keutuhan,  keotentikan,  kerahasiaan,  dan
                                keteraksesan informasi elektronik dalam penyelenggaraan sistem elektronik
                                tersebut;
                             c.  dapat  beroperasi  sesuai  dengan  prosedur  atau  petunjuk  dalam
                                penyelenggaraan sistem elektronik tersebut;
                             d.  dapat  dilengkapi  dengan  prosedur  atau  petunjuk  yang  diumumkan  dengan
                                bahasa,  informasi,  atau  simbol  yang  dapat  dipahami  oleh  pihak  yang
                                bersangkutan dengan penyelenggaraan sistem elektronik tersebut; dan
                             e.  memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan, kejelasan,
                                dan kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk.”

                             Pada  ketentuan  dalam  pasal  ini  juga  disebutkan  bahwa  ketentuan  lebih  lanjut
                        mengenai hal-hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah yaitu PP 71/2019.
                             Dalam  pelaksanaan  ketentuan  Pasal  16  UU  ITE  khususnya  dalam  perlindungan
                        informasi elektronik selama ini masih ditemukan beberapa kendala atau hambatan yang
                        terjadi,  hal  ini  dibuktikan  dengan  masih  maraknya  kasus  kebocoran  data.  Kasus  ini
                        diungkap  oleh  Akademisi  FH  Unair  sebagai  salah  satu  stakeholder  dalam  diskusi
                        pengumpulan data-data pelaksanaan UU ITE. Akademisi FH Unair menyatakan bahwa
                        perlindungan data pribadi menurut konsep keamanan informasi merupakan hal yang
                        sulit  dilakukan  baik  dalam skala  nasional  maupun  daerah,  hal  ini  dibuktikan  dengan
                        masih  terjadinya  kasus  kebocoran  data  pasien  Covid-19  di  rumah  sakit  di  daerah
                        Surabaya. Akademisi FH Unair juga menyatakan dengan terjadinya kasus tersebut maka
                        terbukti  bahwa  masih  terdapat  sarana  dan  prasarana  yang  belum  memadai  dalam
                        pelaksanaan perlindungan informasi elektronik tersebut yaitu kurangnya teknologi yang
                        mendukung perlindungan data tersebut (misalnya proteksi dari malware).





            21    Indonesia, Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU No. 11 Tahun 2008, LN No. 58 Tahun
               2008, TLN No. 4843, Pasal 16 ayat (1).
                                                                               Kajian dan Evaluasi Pemantauan Pelaksanaan
                             Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Sebagaimana Telah Diubah Dengan …

                  100                                     Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang Badan Keahlian, Sekretariat
                                                                                                  Jenderal DPR RI
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127