Page 38 - E-MAGAZINE JILID 1
P. 38
Gambar di atas memperlihatkan potensial bertingkat yang dimulai ketika sebuah rangsang membuka
kanal kation monovalen pada badan neuron sel. Ion natrium masuk ke neuron, membawa energi listrik.
Muatan positif yang dibawa masuk oleh Na+ menyebar sebagai gelombang depolarisasi melalui sitoplasma,
seperti sebuah batu yang dilemparkan ke dalam air menciptakan riak atau gelombang yang menyebar
kelua dari titik masuk. Gelombang depolarisasi yang bergerak melalui sel dikenal sebagai aliran arus lokal.
Berdasarkan konvensi, arus dalam sistem biologis adalah gerakan bersih muatan listrik positif.
Kekuatan depolarisasi awal dalam potensial bertingkat ditentukan oleh berapa banyak muatan yang
memasuki sel, seperti ukuran gelombang yang disebabkan oleh batu yang dilemparkan ke dalam air
+
+
ditentukan oleh ukuran batu tersebut. Jika lebih banyak kanal Na yang terbuka, lebih banyak Na yang
masuk, dan potensial bertingkat memiliki amplitudo awal yang lebih tinggi. Semakin kuat amplitudo awal,
semakin jauh potensial bertingkat yang dapat menyebar melalui neuron sebelum potensial tersebut mati.
Potensial bertingkat yang cukup kuat akhirnya mencapai area neuron yang dikenal sebagai zona
pemicu. Pada neuron eferen dan interneuron, zona pemicu adalah axon hillock. Pada neuron sensorik,
zona pemicu berbatasan langsung dengan reseptor, yaitu tempat dendrit menyatu dengan akson.
Zona pemicu adalah pusat integrasi neuron dan mengandung kanal Na+ berpintu listrik berkonsentrasi
tinggi di membrannya. Jika potensial bertingkat yang mencapa zona pemicu mendepolarisasi membran ke
+
voltase ambang rangsang, kanal Na berpintu listrik terbuka, dan potensial aksi dimulai. Jika depolarisasi
tidak mencapai ambang rangsang, potensial bertingkat akan menghilang seiring perjalanannya menuju
akson. Karena depolarisasi membuat neuron lebih mungkin untuk mencetuskan potensial aksi, potensial
bertingkat yang mengalami depolarisasi dianggap bersifat eksitatorik. Sebuah potensial bertingkat yang
mengalami hiperpolarisasi membuat potensial membran semakin menjauhi nilai ambang rangsang dan
membuat neuron lebih tidak mungkin untuk mencetuskan potensial aksi. Akibatnya, potensial bertingkat
yang mengalami hiperpolarisasi dianggap sebagai inhibitorik.
Gambar 3.10.3.2: Potensial bertingkat di
bawah ambang rangsang. Potensial
bertingkat dimulai dengan kekuatan yang
berada di atas ambang rangsang pada
titik awal namun menurun kekuatannya
seiring dengan perjalanannya melalui
badan sel. Pada zona pemicu, potensial
bertingkat berada di bawah ambang
rangsang dan oleh sebab itu tidak
menginisiasi terjadinya potensial aksi.
Electronic Magazine (Biozone): Sistem Koordinasi, Jilid 1 | 31