Page 49 - E-MAGAZINE JILID 1
P. 49
Sinapsis adalah koneksi atau sambungan fungsional antara dua sel saraf atau antara sel
saraf dengan sel efektor (seperti otot atau kelenjar) di dalam sistem saraf. Sinapsis ini adalah
tempat di mana informasi ditransmisikan dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya atau ke sel efektor.
Sinapsis memungkinkan transmisi sinyal listrik atau kimia antara sel-sel saraf untuk mengirimkan
informasi dan mengoordinasikan fungsi-fungsi yang kompleks dalam sistem saraf.
Dalam sinapsis, neuron pengirim menghasilkan sinyal listrik dalam bentuk potensial aksi
yang menjalar melalui akson ke ujungnya yang disebut terminal akson. Di terminal akson, sinyal
listrik ini dikonversi menjadi sinyal kimia melalui pelepasan zat kimia yang disebut
neurotransmiter ke dalam celah sinaptik. Neurotransmiter ini kemudian berdifusi melintasi celah
sinaptik dan berikatan dengan reseptor yang ada di membran postsinaptik neuron penerima.
Interaksi antara neurotransmiter dan reseptor ini mengubah permeabilitas membran
postsinaptik terhadap ion, yang dapat menghasilkan depolarisasi (pemutlakkan), hiperpolarisasi
(peningkatan potensial membran negatif), atau mengaktivasi jalur transduksi sinyal di dalam
neuron penerima. Hal ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya atau menghambat terjadinya
potensial aksi di neuron penerima, dan dengan demikian, mengalirkan informasi dari satu neuron
ke neuron berikutnya atau ke sel efektor.
Sinapsis sangat penting dalam sistem saraf karena merupakan mekanisme utama transmisi
dan pengolahan informasi. Ini memungkinkan komunikasi yang kompleks antara sel-sel saraf,
memungkinkan sistem saraf untuk merespons terhadap rangsangan eksternal dan mengatur
fungsi-fungsi tubuh yang berbeda, termasuk pengendalian gerakan, persepsi sensorik,
pemrosesan kognitif, dan pengaturan emosi.
Proses sinapsis terjadi melalui serangkaian tahapan yang melibatkan neuron pengirim dan
neuron penerima. Berikut adalah penjelasan bagaimana proses sinapsis terjadi:
1. Potensial Aksi: Proses sinapsis dimulai ketika potensial aksi terbentuk di neuron pengirim.
Potensial aksi adalah lonjakan listrik yang terjadi ketika ada perubahan tiba-tiba dalam muatan
listrik di sepanjang membran sel saraf. Potensial aksi ini dihasilkan oleh stimulasi yang cukup
untuk melebihi ambang potensial tertentu.
2. Pelepasan Neurotransmiter: Ketika potensial aksi mencapai ujung terminal akson neuron
2+
pengirim, saluran kalsium di membran presinaptik terbuka. Ini memungkinkan ion kalsium (Ca )
masuk ke dalam terminal akson. Influx kalsium memicu vesikel sinapsis yang mengandung
neurotransmiter untuk melekat dan melepaskan isinya ke dalam celah sinaptik melalui proses
yang disebut eksositosis.
3. Difusi Neurotransmiter: Neurotransmiter yang dilepaskan ke dalam celah sinaptik mulai
berdifusi ke sekitarnya. Mereka menyebar ke area di sekitar membran postsinaptik neuron
penerima.
4. Interaksi dengan Reseptor Sinaptik: Neurotransmiter yang berdifusi akan berikatan dengan
reseptor sinaptik yang terletak di membran postsinaptik neuron penerima. Neurotransmiter
dapat terikat dengan reseptor eksitatorik atau inhibitorik, tergantung jenis neurotransmiter
Electronic Magazine (Biozone): Sistem Koordinasi, Jilid 1 | 42