Page 34 - BUKU RINGKASAN KINERJA DPR RI
P. 34

panja, yaitu sebagai berikut: 1) mendorong Kemendikbud berkoordinasi dengan
                     K/L,  organisasi  profesi dan asosiasi  industri  terkait  untuk segera  menyusun
                     peta jalan  pendidikan  vokasi guna  memastikan keberhasilan  pendidikan
                     vokasi;  2) mendorong  Kemendikbud  untuk mengkaji  kembali  kebijakan
                     revitalisasi SMK dan reformasi pendidikan vokasi mengingat kebijakan tersebut
                     belum  sepenuhnya  melibatkan  dunia  usaha  dan  industri  dalam menentukan
                     pengembangan lembaga pendidikan  mulai  dari hulu  ke  hilir;  3) mendorong
                     Kemendikbud untuk memberikan keleluasaan kepada lembaga pendidikan
                     vokasi untuk menyusun kurikulumnya sendiri sesuai dengan program keahlian/
                     kompetensi bersama Pemerintah Daerah, dunia usaha dan industri, organisasi
                     profesi  dan  organisasi  terkait lainnya  berdasarkan standar  mutu  yang
                     ditetapkan oleh Kemendikbud; 4) mendesak  Kemendikbud untuk menyusun
                     kebijakan percepatan  perbaikan sarana prasarana SMK  yang  rusak,  peralatan
                     praktik usang dan meremajakan peralatan/program sehingga tercapai standar
                     nasional  pendidikan  dari  sisi  sarana prasarana; 5) mendesak Kemendikbud
                     untuk  mengalokasikan  anggaran yang maksimal  dan  penggunaannya  harus
                     sesuai dengan skema  kebijakan revitalisasi  pendidikan  vokasi serta  skema
                     pendampingan  bagi lembaga pendidikan  vokasi;  6) mendesak  Kemendikbud
                     untuk membuat skema rekognisi pembelajaran lampau bagi tenaga profesional
                     yang memiliki  kompetensi khusus  sehingga memiliki  hak untuk  mengajar
                     di  satuan  pendidikan  kejuruan/vokasi;  7) mendesak Kemendikbud  untuk
                     meningkatkan kompetensi peserta didik SMK sehingga lulusannya bukan hanya
                     mampu mendapatkan pekerjaan tetapi juga menciptakan lapangan kerja.

                  5.  Panja Pemulihan Pariwisata
                           Panja Pemulihan Pariwisata dibentuk Komisi  X dalam  rangka  mencari
                     jalan bagaimana memulihkan pariwisata yang sangat terdampak dengan adanya
                     pandemi Covid-19. Adapun rekomendasi panja untuk memulihkan pariwisata di
                     masa pandemi Covid-19 ini, yaitu: 1) mendesak pemerintah untuk merumuskan
                     dan  memiliki  kebijakan yang konsisten  dalam  rangka  meningkatkan
                     kepercayaan  publik  sebagai upaya pemulihan  pariwisata;  2) mendesak
                     Kemenkeu  dan Bappenas untuk memberikan  dukungan  dan mengalokasikan
                     anggaran yang memadai kepada Kemenparekraf/  Baparekraf pada  APBN  TA
                     2021;  3) mendorong  Kemenkeu  dan  K/L terkait  untuk:  a)   mengkaji stimulus
                     di  sektor  pariwisata  yang tidak sesuai  dengan kebutuhan  pelaku pariwisata
                     dan  dirasa  efektif,  serta  sebaliknya  mengoptimalkan  stimulus  yang dirasa
                     efektif;  b)  mengeluarkan kebijakan pendanaan  di  luar  pajak dan  pinjaman
                     baru pemerintah; c) memberikan keringanan pajak bagi pelaku parekraf secara
                     khusus  dengan mempertimbangkan  kondisi  pandemi  Covid-19, dan  bantuan
                     biaya/insentif untuk memulai kembali usahanya; 4) mendesak Kemenparekraf/
                     Baparekraf  untuk  merumuskan kebijakan dan  segera  melakukan koordinasi
                     serta  kerjasama  dengan K/L lain:  a) berkoordinasi  dengan PT PLN,  Ditjen
                     Pajak  Kemenkeu,  Kemendagri,  dan Kemenkop  UKM  dalam hal  keringanan
                     biaya listrik dan/atau  keringanan pajak bagi pelaku parekraf,  dan bantuan
                     biaya/insentif  pelaku  Parekraf  dan  UMKM  untuk  memulai  kembali  usahanya;
                     b)  berkoordinasi  dengan  perbankan  dan  lembaga keuangan lainnya  untuk
                     kemudahan kredit  bagi pelaku parekraf;  c) berkoordinasi  dan bekerjasama
                     dengan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud dan para seniman serta budayawan
                     untuk melaksanakan event pariwisata secara kreatif baik secara online maupun
                     offline  di  tengah pandemi  Covid-19, dengan tetap memperhatikan  protokol


              22                LAPORAN KINERJA DPR RI TAHUN SIDANG 2019-2020
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39