Page 35 - BUKU RINGKASAN KINERJA DPR RI
P. 35

kesehatan Covid-19; d)  berkoordinasi  dan  bekerjasama  dengan Kemenkop
                   UKM RI untuk melakukan pemberdayaan dan pengembangan pelaku ekraf dan
                   UMKM  baik online  maupun  offline;  5) mendesak  Kemenparekraf/Baparekraf
                   untuk:  a) memiliki  data  secara benar dan  akurat mengenai jenis  pariwisata
                   serta  daerah yang  secara  prioritas  dapat  membuka  destinasi  pariwisata
                   pada masa new  normal dengan tetap memperhatikan  protokol kesehatan
                   Covid-19  dan  protokol  CHSE;  b)  menyusun  protokol  perjalanan  wisata  yang
                   termasuk di dalamnya kepastian prosedur dan jaminan rasa aman, serta segera
                   menyelesaikan semua buku  panduan  teknis paling  lambat  akhir  Juli  2020;  c)
                   membuat Gugus Tugas Manajemen Pemulihan Pariwisata untuk menjembatani
                   permasalahan dan mengakselerasi pemulihan pariwisata di masa new normal
                   dan  pasca pandemi  Covid-19; d)  menjadikan  isu-isu  lingkungan sebagai
                   rujukan dalam pengelolaan destinasi pariwisata; e) membuat kebijakan untuk
                   penyediaan  sarpras pendukung  dan  bantuan  alat  kesehatan serta pelindung
                   diri  untuk  pelaku parekraf;  f) membuat kebijakan mengenai subsidi  terhadap
                   rantai pasok ekonomi, terutama  untuk kebutuhan  wisatawan; g)  membuat
                   data besar  parekraf  yang  terintegrasi;  h) segera  melakukan  persiapan  untuk
                   merevisi  UU  Nomor 10 Tahun  2009  tentang Kepariwisataan, antara lain
                   dengan memasukkan  substansi  mengenai dampak bencana alam dan  non
                   alam terhadap kepariwisataan; i) melibatkan secara aktif KADIN dan organisasi
                   kepariwisataan dalam  merumuskan kebijakan dan  meningkatkan promosi;  j)
                   menciptakan pendekatan baru dalam tata kelola pariwisata yang lebih inovatif
                   dan berkelanjutan; 6) mendorong Kemenhub, KemenPU PR, dan Kemenkominfo
                   untuk  menyelesaikan  pembangunan  infrastruktur  pariwisata  baik  fisik
                   maupun TIK di seluruh destinasi pariwisata potensial di daerah; 7) mendorong
                   pemerintah daerah untuk  melakukan kampanye  dan  sosialisasi  secara  masif
                   tentang protokol  kesehatan  Covid-19  dengan melibatkan  tokoh  adat, tokoh
                   agama, tokoh masyarakat, serta mempersiapkan rumah sakit di daerah untuk
                   mengelola/menanggulangi  kasus Covid-19, termasuk  memfasilitasi  rapid
                   test dan swab/PCR; 8) mendesak PT Garuda Indonesia dan PT KAI untuk tidak
                   memberikan beban biaya pelaksanaan rapid test kepada calon penumpang dan
                   meningkatkan sosialisasi  keamanan menggunakan transportasi  publik  dengan
                   lebih menarik dan humanis; 9) mendesak PT PLN untuk memberikan keringanan
                   biaya listrik  kepada pelaku dan industri  parekraf;  10)  mendorong  pelaku
                   pariwisata  dan  organisasi  kepariwisataan  untuk  memaksimalkan kelonggaran
                   PSBB di fase new normal  sesuai  protokol  kesehatan  Covid-19,  sekaligus aktif
                   memberikan masukan  kepada Pemerintah dan  Pemerintah Daerah dalam
                   hal  pengembangan dan  pemulihan  pariwisata,  serta turut  mensosialisasikan
                   protokol  perjalanan  wisata di  masa new normal; 11) mendorong  lembaga
                   pendidikan  pariwisata untuk memberikan  kontribusi  pemikiran redesign
                   kepariwisataan, khususnya  di  masa  pandemi  Covid-19 dan untuk melakukan
                   peran-peran pendampingan  terhadap pelaku parekraf;  12) mendorong
                   masyarakat  memiliki  kesadaran untuk  secara  disiplin  mengikuti protokol
                   kesehatan Covid-19 dan aturan yang sudah ditetapkan, baik oleh pemerintah
                   maupun pemerintah daerah.

               6.  Panja Pembelajaran Jarak Jauh
                        Panja Pembelajaran Jarak Jauh dibentuk Komisi X dengan tujuan
                   untuk mengevaluasi kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
                   mengenai pembelajaran jarak jauh pada semua jenjang pendidikan di tengah


                                   LAPORAN KINERJA DPR RI TAHUN SIDANG 2019-2020     23
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40