Page 409 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 409

Susanto Polamolo
            Elnino M. Husein Mohi
            PERDEBATAN PASAL 33
            DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945

                  di hadapan kita, Pasal [ayat] (4), saya menyadari
                  bahwa  rumusan  ini  adalah  rumusan  politik  dan
                  mungkin suatu kompromi, tetapi hendaknya nalar
                  ekonominya tetap harus jalan.
                        Di dalam Pasal 33 ayat (4), misalnya apa
                  yang ditulis di sini, yaitu perekonomian nasional
                  diselenggarakan  berdasarkan  atas  demokrasi
                  ekonomi dengan prinsip keadilan. Itu masih
                  sangat pokok, tetapi begitu kita masuk kepada
                  kebersamaan, efisiensi, berkelanjutan, berwawasan
                  lingkungan. Maka kalimat-kalaimat itu bertabrakan
                  satu dengan yang lain…
                        Berbicara tentang  sustainable  development,
                  unsurnya ada 3 (tiga), yaitu mempunyai kelayakan
                  ekonomi, dapat diterima oleh masyarakat dan tidak
                  merusak lingkungan. Nah, ketiga elemen ini kalau
                  kita lihat berkelanjutan  dan wawasan lingkungan,
                  maka rumusannya ini tidak pas. Rumusan ini
                  mungkin perlu dielaborasi lagi sehingga kita
                  menemukan hal-hal yang kita anggap lebih positif
                  mengenai hal ini.
                        Kemandirian    hendaknya    kemandirian
                  ekonomi, hendaknya menjadi satu fokus kita yang
                  utama dan ini baik sekali serta dengan menjadi
                  keseimbangan  kemajuan  dan  persatuan  ekonomi
                  nasional,  di  masa  depan  akan  menjadi  tantangan
                  berat karena adanya otonomi daerah di dalam
                  masalah  ini. Sehubungan dengan  hal-hal yang
                  demikian, barangkali Pasal [ayat] (4) ini memerlukan
                  suatu diskusi lebih lanjut.





                                       348
   404   405   406   407   408   409   410   411   412   413   414