Page 404 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 404

PERUBAHAN TAHAP KEEMPAT
                                PASAL 33 DIPUTUSKAN



                  mencari kepadanan kata angkasa dan kalau itu terasa
                  menganggu, sudah kita kembali pada naskah asli
                  sebagai catatan rapat kita. Jadi, tidak ada alternatif
                  di sini tetapi catatan hasil dari pembahasan ini,
                  begitu ya? Baik.

                        Pada tanggal 25 Juli 2002,  pembahasan
                                                 143
                  dilanjutkan dalam Rapat PAH-I ke-38 mulai ukul
                  10.00 WIB-selesai, dipimpin oleh Ketua Rapat,
                  Jakob Tobing. Beberapa fraksi memberikan ulasan
                  dan   pandangannya    mengenai   Perekonomian
                  Nasional dan Kesejahteraan Sosial,  sebagai
                                                     144
                  pendapat akhir dari fraksi-fraksi terhadap materi
                  amandemen keempat di sela-sela pembahasan soal
                  Pasal 29 tentang agama. Beberapa pendapat yang
                  mengemuka itu di antaranya dari Patrialis Akbar
                  (F-Reformasi),  Khohirin Suganda Saputra (F-TNI/
                              145





            143  Selasa, 25 Juli 2002, Pukul 10.00 WIB-selesai. Ruang GBHN. Pimpinan PAH-I: Jakob Tobing,
               Harun Kamil, Slamet Effendy Yusuf, Ali Masykur Musa. Ketua Rapat: Jakob Tobing, Sekretaris
               Rapat Sri Sumarwati Isfandiari. Acara: Pembahasan Pasal 29 tentang agama. Hadir 42 Orang,
               tidak hadir 6 Orang. Sekretariat Jenderal MPRRI.., Tahun Sidang 2002, Buku Empat.., notulen
               mulai hlm. 353-415.
            144  Redaksi menggunakan redaksi dalam Sekjend dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi..,
               Buku VII, op cit.., hlm. 698.
            145  …Mengenai Kesejahteraan Sosial.
            Sila yang paling sial dalam Pancasila selama ini adalah Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
               Indonesia. Di mana praktik ketatanegaraan telah menempatkan kesejahteraan sosial
               bertumpuk hanya pada sekelompok orang saja sehingga tujuan didirikannya negara tak
               tercapai. Oleh karena itu, penyelenggaraan ekonomi nasional dilakukan berdasarkan atas
               azas demokrasi ekonomi dengan prinsip keadilan, kebersamaan, efisiensi, berkelanjutan
               dan berwawasan lingkungan dan kemandirian serta menjaga keseimbangan, kemajuan
               dan kesatuan ekonomi nasional. Sistem jaminan sosial adalah bagi seluruh rakyat sehingga
               negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan umum.


                                       343
   399   400   401   402   403   404   405   406   407   408   409