Page 400 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 400
PERUBAHAN TAHAP KEEMPAT
PASAL 33 DIPUTUSKAN
Saya juga ingin mengingatkan satu perdebatan
kita, waktu kita memasukan angkasa. Waktu itu kita
membicarakan memang di atas udara karena sampai
batas tertentu adalah batas udara. Di atas itu diklaim
sebagai daerah bebas terutama oleh negara-negara
yang mempunyai kemampuan teknologi untuk
menjangkau itu, termasuk di atas khatulistiwa, di
atas kita. Dan, kita berkata suatu saat barangkali kita
mempunyai kemampuan teknologi untuk duduk
lagi membicarakan itu, saya rasa kita ingat waktu
di Sheraton mengenai angkasa itu, makanya kata-
kata angkasa muncul menggantikan kata dirgantara
itu, tidak maksud kami mengingatkan pembicaraan
diskusi-diskusi kita.
Pembicara: A.M. Luthfi (F-Reformasi)
Saya kira yang sudah dirumuskan pada waktu
kita mendapatkan kata “angkasa” itu sudah panjang,
itu ada “udara”, “dirgantara” dan macam-macam itu
akhirnya kita ambil “angkasa”, karena terlanjur ada
kata air, bumi, air rasanya mesti ada satu lagi, kalau
bumi saja sebetulnya semuanya masuk termasuk
yang di bawah tanah lautnya ada airnya. Jadi, kami
setuju, lagi pula kita sudah sepakat, sudah bagus.
Jadi kami tetap setuju bumi, air dan sebagainya
dengan kata yang dikuasai bukan diatur. Kalau
diatur itu tinggal ngatur saja yang punya itu Shell
nanti atau siapa dan ini dikuasai oleh negara untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat, bukan sekedar
diatur. Kalau yang diatur cuma sekedar ngatur yang
lain yang punya air nanti. Jadi kami setuju tiga itu
tetap seperti itu.
339

