Page 54 - MAJALAH 106
P. 54

deteksi dini itu diserahkan ke Densus
                                                                             88 untuk ditindaklanjuti.

                                                                               Begitulah sekilas kiprah Agus
                                                                             selama menjadi Anggota Komisi
                                                                             I DPR RI. Pada Pemilu 2014, Agus
                                                                             kembali mencalonkan diri menjadi
                                                                             calon anggota legislatif dari Dapil
                                                                             Jawa Barat II. Lalu, apa kesannya
                                                                             setelah menjadi politisi. Ternyata,
                                                                             ia membenarkan nasihat ayahnya
                                                                             bahwa untuk menjadi politisi
                                                                             tak perlu belajar secara khusus
                                                                             ilmu politik. Sekarang, nasihat
                                                                             ayahnya dirasakan benar. Jadi
                                                                             politisi sepenuhnya ia pelajari dari
                                                                             lingkungan dan pengalaman.

                                                                             Sosok Religius
                                                                               Melihat pribadi  seorang Agus
                                                                             Gumiwang Kartasasmita dulu dan
                                                                             kini, terasa beda. Ya, beda. Kini, ia
                                                                             tampak lebih religius. Agus bahkan
                                                                             mengaku religiusitasnya sudah
          UNPAS, Bandung itu, melenggang     Kini, sejak tahun 2009, anggar-  berubah 180º. Bila dulu ia merasa
          ke Senayan meneruskan karir  an TNI terus meningkat. Sepuluh  jiwanya gersang dan kosong,
          politiknya. Sejak  kali pertama  tahun tak pernah belanja persen-  kini terasa tersiram cahaya ilahi.
          menjadi anggota DPR, Agus selalu  jataan, Komisi I  telah memberi  Perubahan spiritualitas ini sudah
          duduk di Komisi I yang membidangi  dukungan penuh kepada TNI  terjadi sekitar 12 tahun terakhir.
          politik  luar  negeri,  pertahanan,  untuk memperbarui sistem persen-
          militer, intelijen, dan penyiaran. Ia  jataannya. “Belanja senjata kita   Keteduhan dan ketenangan batin,
          berada di komisi yang membahas  bukan untuk bersaing dengan  ia rasakan betul. Tak hanya rutini-
          jantung NKRI.                    Malaysia dan Singapura dalam  tas ibadah harian yang ia tunaikan,
                                           penguasaan persenjataan, tapi lebih  Agus juga pernah rajin menunai-
           Bicara soal pertahanan negara,  untuk menjaga kedaulatan teritorial  kan tradisi puasa sunah Senin dan
          alat utama sistem persenjataan  kita. Persenjataan kita hanya untuk  Kamis. Puasa sunah, katanya, tidak
          (Alutsista) kita, memang, masih  memenuhi standar pertahanan,  sekadar menyehatkan jiwa, tapi juga
          jauh dibanding kecanggihan dan  bukan senjata serang.”             fisik. Membaca untaian ayat suci Al
          penguasaan teknologi persenjataan                                  Quran juga tiap hari ia lakukan. Suk-
          negara-negara ASEAN lainnya.       Di Komisi I, mantan Ketua Hublu  ses meraih kenikmatan dunia de-
          “Jangan lupa, kita pernah berhenti  Hankam DPP Golkar ini, dipercaya  ngan menjadi pengusaha sekaligus
          melakukan belanja senjata ketika  menjadi Ketua Panitia Kerja (Panja)  politisi, tak membuatnya jumawa.
          reformasi muncul. Waktu itu ada  RUU Intelijen. RUU ini masih terus
          stigma TNI kita banyak melanggar  dibahas secara intensif. Satu hal   Kedekatannya dengan Ilahi, jus-
          HAM, sehingga sulit untuk belanja  yang penting, peran intelijen adalah  tru membuatnya tampak bersahaja,
          alat pertahanan. Apalagi, kondisi  melakukan deteksi dini. Hasil dari  sederhana, rendah hati, low profile,
          keuangan negara sedang sulit,” jelas  deteksi dini itu kemudian dilaporkan  dan entah kata apalagi yang lebih
          Agus.                            ke pemerintah. Bila menyangkut  tepat untuk menggambarkan pri-
                                           bahaya terorisme, misalnya, produk  badinya itu. Padahal, bila mengingat
                                                                             masa kecilnya dahulu, ia termasuk
          “Belanja senjata kita bukan untuk bersaing dengan Malaysia         anak yang sulit bila disuruh belajar
          dan Singapura dalam penguasaan persenjataan, tapi lebih            agama. Ayahnya telah mendatang-
                                                                             kan guru ngaji ke rumahnya. Tapi
          untuk menjaga kedaulatan teritorial kita. Persenjataan kita        selalu saja ada alasan dan cara un-
                                                                             tuk menghindar dari belajar mem-
          hanya untuk memenuhi standar pertahanan, bukan senjata             baca Al Quran.

          serang.”



          54 PARLEMENTARIA  EDISI 106 TH. XLIII, 2013
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59