Page 51 - MAJALAH 106
P. 51
ceritanya, penuh tawa. Begitulah
prilaku Agus kecil di sekolah. Ia
sudah mendapat stigma anak nakal.
Bahkan, sepupunya yang 6 ta-
hun lebih muda darinya dan juga
bersekolah di SMP Pangudiluhur
pernah mengabarkan kepada dirinya
bahwa nama Agus Gumiwang
Kartasasmita tertulis di dinding
kantor kepala sekolah, sebagai siswa
ternakal di angkatannya bersama
siswa-siswa lain dari angkatan
berbeda. Agus terseyum mendengar
kabar itu.
Kesaksian sepupunya didengarnya
setelah ia tamat SMP. Dan hingga kini
ia sendiri belum pernah mengecek
kebenaran kabar itu di sekolahnya.
“Nama saya itu dianggap oleh kepala
sekolah yang ternakal.” Sebenarnya,
saat memasuki bangku SMP, ayahnya
sendiri sudah menjabat menteri
dalam kabinet yang dipimpin
mendiang Presiden Soeharto waktu
itu. Ia anak seorang menteri.
Namun, kenakalan Agus dibarengi
pula dengan prestasi akademiknya
yang mentereng. Ayahnya sendiri
tak terlalu mengkhawatirkan High School, New York, tahun High School, Massachusetts. Ke-
kenakalan Agus sepanjang dinilainya 1985. Ayahnya, memang, sengaja sem patan sekolah di Amerika
masih wajar. Tapi, bila citra buruk menyekolahkan Agus ke luar dimanfaatkan betul oleh Agus untuk
itu menyangkut nilai dan prestasi negeri agar bisa lebih mandiri dan belajar banyak hal. Ia mulai tampak
di sekolah, ayahnya pasti marah. bertanggung jawab. Tak hanya itu, matang dan dewasa.
Sang ayah ingin Agus menjadi siswa di Amerika ia tak hanya menuntut
cerdas agar mudah mengukir cita- ilmu, tapi juga bisa berlajar tentang Setiap kali libur sekolah, Agus
citanya setinggi langit. kehidupan. menyempatkan pulang ke Tanah
Air. Tidak saja untuk mengobati rasa
Dan bila ditanya cita-citanya sewak- Agus bergaul dengan banyak rindu pada keluarga, tapi selama di
tu kecil, Agus sempat ingin menjadi pemuda dari berbagai bangsa Jakarta, ia justru aktif berorganisasi.
tentara. Mungkin lingkungan ikut dengan kultur yang beragam. Ia sempat masuk Generasi Muda
mempengaruhi pandangan Agus Di Amerika, kenakalannya relatif FKPPI. Berorganisasi merupakan
kecil yang melihat ayahnya se- tak berlanjut. Adaptasi dengan wahana tepat bagi pemuda Agus
orang perwira TNI. Namun di sisi lingkungan barunya yang asing untuk mengasah diri menajamkan
lain, karir politik ayahnya yang agak sulit dilakukan Agus muda di daya kritis dan kepekaan sosialnya.
cemerlang di pemerintahan, ikut negeri Paman Sam. Rindu kampung Dari sinilah ia mulai gandrung pada
pula memengaruhi bakat seorang halaman selalu menghantui di dunia politik.
Agus kecil yang mengantarkannya hari-hari pertamanya. Namun,
menjadi politisi kelak. seiring berjalannya waktu ia bisa Di Amerika sendiri, Agus malah tak
beradaptasi dengan baik. aktif berorganisasi. Memasuki tahun
Menuntut Ilmu Ke Amerika 1987, Agus sudah merampungkan
Tinggal di asrama sekolah tentu sekolahnya. Ia langsung ingin
Setamat SMP tahun 1984, Agus terikat displin. Bila tinggal di Jakarta melanjutkan kuliah di Amerika.
sempat melanjutkan sekolah ke SMA begitu enak, di New York, ia banyak Kesukaannya pada dunia politik,
Kanisius Jakarta. Hanya setahun di dibatasi. Setahun di New York, membuatnya ingin mengambil
sekolah ini, Agus hijrah ke Amerika. tahun 1986, Agus kembali pindah jurusan ilmu politik. Ia merasa
Ia melanjutkan sekolah di Knox sekolah ke Williston Northantom sudah mantap dengan pilihannya.
PARLEMENTARIA EDISI 106 TH. XLIII, 2013 51